Selasa 16-05-2017,11:00 WIB
PEKALIPAN – Sejumlah Pedagang Kaki Lima (PKL) penjaja jasa pembuatan plat nomor polisi (nopol) dan stempel kembali menjamur di trotoar Jalan Prujakan. Padahal, beberapa waktu lalu sudah disterilkan, bahkan di atas trotoar sudah dipasang pagar besi oleh PT KAI Daop III Cirebon.
|
PKL di jalan Prujakan, Foto: Fajri/Rakyat Cirebon |
Namun, dalam beberapa bulan terakhir ini, lapak PKL kembali menjamur. Mereka menjebol pagar yang ada di sana. Kondisinya, hampir serupa dengan pada saat sebelum dilakukan sterilisasi. Sontak, kemacetan pun ditambah parah karena sejumlah kendaraan berhenti di pinggir jalan, sementara arus lalu lintas di sana hanya satu arah tapi berujung ke dua arah.
“Kalau kita tidak berjualan, mau makan apa mas? Dengan terpaksa kita buka lagi di sini. Harus seperti ini (menjebol pagar untuk mendirikan lapak, red),” ungkap seorang pembuat plat nopol dan stempel, kemarin.
Ia mengaku tak sendiri. Bersama beberapa temannya yang seprofesi juga melakukan hal yang sama. Mereka nekat menjebol pagar yang sudah didirikan oleh PT KAI untuk bisa membuka lapak di tempat semula. “Kita hanya bisa membuka usaha kecil-kecilan seperti ini,” kata dia.
Pria yang merupakan warga Kota Cirebon itu mengaku tahu terkait larangan untuk berjualan di sana. Diakuinya, aksi nekat itu terpaksa dilakukan untuk mengais nafkah. “Kita tahu resikonya akan digusur lagi. Tapi mau bagaimana lagi? Kita sih berharapnya ada solusi relokasi, kalaupun di sini digusur lagi,” katanya pasrah dan penuh harap.
Sementara itu, Kepala Satpol PP Kota Cirebon, Drs Andi Armawan mengaku, pihaknya tak bisa bergerak secara sepihak, melainkan harus terlebih dahulu berkoordinasi dengan PT KAI Daop III Cirebon. “Karena dulu yang melakukan sterilisasi itu dari PT KAI, termasuk yang membangun pagar itu,” kata Andi.
Namun demikian, karena dirasa mengganggu ketertiban umum, Andi akan secepatnya berkoordinasi dengan PT KAI Daop III Cirebon untuk menindaklanjuti persoalan tersebut. “Kita akan segera koordinasikan dengan PT KAI, seperti apa langkah yang akan diambil. Karena memang ini mengganggu ketertiban umum,” katanya. (jri)