Satu Kali Dayung, Kakak dan Adik Jadi Mangsanya
Selasa 09-05-2017,07:26 WIB
SEKALI dayung dua pulau terlampui. Peribahasa yang sepertinya cocok untuk Tono (33),-- bukan nama sebenarnya,--, warga Kecamatan Cibingbin, Kabupaten Kuningan. Selain menikah Tini (30) bukan nama sebenarnya,--, ia juga main gila sama adik iparnya sendiri, Tina (25). Ah, celaka dua belas.
|
Ilustrasi cinta istri dan adik ipar. Image by jawapos.com |
Pasangan asal Kecamatan Cibingbin, Kabupaten Cirebon ini baru dua bulan lalu remis bercerai. Ada kisah pilu, menyakitkan, yang membuat pasangan ini harus memutuskan biduk rumah tangganya. Kisah pilu tersebut diceritakan Tini, kepada Rakyat Cirebon.
Awalnya, kehidupan pasangan Tono dan Tini yang sudah dikarunia seorang anak berumur 2 tahun itu berjalan harmonis. Malapateka datang ketika Tono mulai akrab dengan adik Tini, atau adik iparnya, yang belum menikah.
Komunikasi antara Tono dan Tina sangat intens. Mulai dari lewat telepon, maupun ngobrol langsung ketika Tina berkunjung ke rumah kakaknya. Tono dan Tina terlihat sangat akrab.
Pernah, Tini curiga perihal kedekatannya dengan adiknya. Namun Tono buru-buru membantah, dengan berdalih bahwa hubungannya dengan adik iparnya itu hanyalah urusan bisnis. Begitu juga ketika Tini bertanya kepada Tina, ada hubungan apa dengan suaminya? Adiknya itu menjawab ada pekerjaan yang lagi digarap bersama.
Karena keduanya beralasan yang sama, Tini percaya saja. Termasuk ketika Tina sering bertamu ke rumah Tini, untuk alasan membicarakan bisnis dengan Tono. Tina bahkan memberi kesempatan kepada suaminya dan adiknya itu untuk ngobrol berdua. Sementara dirinya sibuk mengurus anak. “Sering ngobrol empat mata saja. Saya sih sibuk jaga anak di belakang, kadang di halaman rumah,” kata Tini.
Karena sudah percaya, saat keduanya ngobrol Tini tidak mempedulikanya. Ia tetap sibuk mengurus sang buah hatinya. “Ya saya juga awalnya tidak ada rasa curiga, toh itukan antara suami dan adik saya. Lagian saya juga memiliki anak yang masih kecil, dia masih belum bisa ditinggalkan ibunya,” katanya.
Pada suatu ketika, adiknya, kata Tini, bertamu pada malam hari. Alasannya singgah dari temannya yang berada di tetangga desa. Karena tidak memungkinkan untuk pulang, akhirnya Tini menyuruh adiknya menginap, dan kebetulan ada satu kamar kosong. “Kasihan kan saya suruh aja dia nginap, kebetulan ada kamar kosong di sebelah kamar kami,” katanya.
Singkat cerita, pada tengah malam tiba-tiba dia terbangun dan kaget melihat suaminya tidak berada di kasurnya. Karena penasaran dia pun mencari ke seisi rumah. Pada saat mencari, dia mendengar suara di kamar tamu yang mana pada saat itu sedang ada adiknya menginap.
Sontak langsung dia menggedor kamar tamu itu. Akan tetapi tidak dibukakan pintu oleh adik dan suaminya tersebut. Karena rasa curiga yang menggebu Tini pun menggedor seraya berteriak. Tono dan Tina tidak kunjung keluar kamnar. Teriakan Tini akhirnya memancing tetangga berdatangan. “Tiba-tiba tetangga pada datang, mungkin takutnya ada maling,” katanya.
Ketika tetangga datang, Tini meminta didobrakan pintunya. Betapa kagetnya dia, setelah menemui adiknya sedang bersama Tono dalam satu kamar. Pada saat itu perasaan Tini bercampur aduk, kesal, marah, dan juga malu karena di hadapan tetangga. Apalagi, tetangga yang datang semakin banyak.
“Saya najis melihat muka mereka, akhirnya saya suruh keluar saja keduanya. Besoknya saya langsung ke rumah orangtua untuk melaporkan kejadian memalukan ini. Dan Tono saya gugat cerai,” pungkasnya. Dua bulan lalu, Tini resmi menjadi janda. Tono dan Tina pun tidak lagi melanjutkan hubungan gelapnya. ( gio )
Sumber: