Modal Populer Saja Tidak Cukup

Modal Populer Saja Tidak Cukup

Golkar Cari Calon Bupati yang Tidak Memiliki Dendam Pribadi

MAJALENGKA - Sampai saat ini DPD Partai Golkar Kabupaten Majalengka belum memutuskan pasangan calon yang akan diusung pada Pilkada tahun 2018 mendatang. Bahkan, dari hasil Rapimda Golkar Jawa Barat, Majalengka merupakan salah satu dari tiga daerah yang belum memunculkan nama calon yang akan diusung pada pesta demokrasi tersebut.
\"golkar
Asep Eka Mulyana (kanan). dok. Rakyat Cirebon
Ketua Fraksi Golkar Kabupaten Majalengka, H Sudibyo Budi Oetomo SSos MBA MM mengatakan, hingga saat ini Golkar belum membuka pendaftaran calon bupati dan wakil bupati untuk Pilkada 2018. Pihaknya masih menunggu hasil survei internal partai yang sedang digelar.

Dijelaskan politisi sekaligus akademisi ini, Golkar telah memiliki mekanisme dan prosedur tetap dalam menetapkan calon. Tahapan Pilkada diawali dengan  pembukaan pendaftaran oleh DPD Golkar tingkat kabupaten. 

Selanjutnya para kandidat yang mendaftar disampaikan ke DPD Golkar Provinsi untuk dilakukan survei mengukur elektabilitas para calon. Hasil survei dilaporkan ke DPP Golkar.

Kemudian DPP Partai  memilih calon yang diajukan DPD Provinsi untuk kemudian dilakukan survei kedua. Setelah itu hasil survei dikembalikan ke  DPP untuk ditetapkan. Berdasarkan penetapan tersebut, barulah DPD Kabupaten mendeklarasikan dan mendaftarkan pasangan calon ke KPUD.

\"Proses tahapan pendaftaran internal Partai Golkar pun saat ini belum dimulai. Proses itulah yang wajib dilaksanakan terlebih dahulu baru kemudian proses penjaringan ini dengan proses survei untuk mengukur tingkat popularitas dan tingkat elektabilitas sehingga kedua hal ini menjadi pertimbangan pertama DPP untuk menentukan siapa yang akan diusung,\" ujar Sudibyo, Jumat (5/5).

Dijelaskanya, bakal calon kepala daerah itu bisa dari non kader maupun kader Golkar. Artinya, Golkar harus berpikir rasional  dengan mencari kader yang terbaik. Selain itu, partai juga harus sangat terbuka terhadap bakal calon yang memang bisa memenangkan partai. 

Sehingga, pihaknya tidak menutup kemungkinan mengusung kader-kader luar partai. Akan tetapi ada yang harus diingat, Partai Golkar ini banyak kader yang mampu untuk maju sebagai calon kepala daerah.

“Kami juga berharap, nantinya kepada calon yang akan diusung oleh partai Golkar untuk ikut di pilkada, sosok tersebut tidak memiliki dendam pribadi maupun politik. Hal itu bisa dilihat dari perilaku kehidupan bakal calon sehari-hari,” tandasnya.

Lebih lanjut Sudibyo mengungkapkan, sebelum menentukan calon, Partai Golkar harus melihat dahulu peta politik yang ada di daerah yang mengikuti Pilkada 2018 mendatang. Golkar sejak dini sudah mempunyai tahapan dan kriteria calon kepala daerah. 

\"Kader yang populer, tapi itu tidak cukup, harus diikuti elektabilitasnya juga harus tinggi, diterima di tengah-tengah masyarakat. Apa ukuran berterimanya dengan survei. Sebelum survei, tahapan dimaksud adalah harus didukung secara struktural partai. Perlu diingat, secara kelembagaan agar Golkar sudah siap menghadapi dan memenangkan Pilkada,\" tuturnya. 

Terpisah, ketua DPD II Golkar Kabupaten Majalengka, H Asep Eka Mulyana mengatakan, untuk menentukan calon yang diusung, partai golkar masih melihat kondisi perkembangan politik di Kabupaten Majalengka. Akan tetapi, Partai Golkar akan memprioritaskan kader internal yang akan diusung.

Selain itu, pihaknya juga masih menunggu hasil reaserch yang dilakukan oleh internal partai. Baru kemudian hasil tersebut akan menjadi acuan bagi golkar untuk dicalonkan. Nantinya, untuk nama-nama yang sudah masuk dalam tahap penjaringan, akan diumumkan pecan depan.

“Hasil reaserch yang akan menjadi acuan untuk kader kita diusung baik itu menjadi bakal calon bupati maupun wakil bupati. Sampai saat ini kami belum memutuskan. Namun, untuk Calon Gubernur, kami sudah sepakat mengusung Kang Dedi Mulyadi,” ujarnya.(hsn)

Sumber: