Sudah Dapat Putrinya, Masih Saja Ungkit Hutang Ayahnya

Sudah Dapat Putrinya, Masih Saja Ungkit Hutang Ayahnya

ADA yang bilang, menikahlah karena atas dasar cinta, biar langgeng. Walaupun, ada juga yang bilang modal cinta saja tidak cukup untuk mempertahankan keutuhan rumah tangga. 
\"ilustrasi
Ilustrasi hutang piutang. Image by jawapos.com
Tini (25),-- bukan sebenarnya,-- merupakan gadis yang penurut kepada orangtua. Termasuk, ketika disuruh menikah dengan Tono (30),-- bukan nama sebenarnya,--, seorang pria yang belum banyak dikenalnya. Tono dan Tini sama-sama tinggal di Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon.

Tini menerima pinangan Tono sesungguhnya karena keterpaksaan.  Orangtua Tini punya hutang lumayan besar kepada Tono. Hutang itu berawal dari keinginan Tono untuk menjadi CPNS, dengan cara pintas, menyogok. Orangtua Tini yang menjadi salah satu PNS, pernah menyanggupinya dengan syarat menyetorkan sejumlah dana.

Bulan berganti bulan, hingga tahun berganti tahun. Tono yang saat sudah menjadi honorer di instansi pemerintahan di Cirebon, belum juga diangkat menjadi CPNS. Hingga orangtua Tini pensiun dan tidak punya kekuasaan apa-apa, tanda-tanda untuk bisa memperjuangkan Tono jadi CPNS belum juga nampak. 

Sampai akhirnya, keinginan Tono untuk menjadi ASN harus dikubur dalam-dalam. Tono marah besar dan mendatangi rumah orangtua Tini, untuk menagih uangnya kembali. Atau, dilaporkan ke polisi sebagai modus penipuan. 

Ancaman terus bergulir hingga beberapa bulan. Janji sang pensiunan  untuk mengembalikan uang Tono, tidak kunjung dilaksanakan. Karena memang ketidakadaan dana.

Dari seringnya Tono datang menagih itu, tertambatlah hatinya kepada Tini, putri bungsu sang pensiunan. Singkat cerita, sikap Tono terhadao ayah Tini yang semula galak mulai melunak.  Memuji kecantikan putrinya, yang saat itu baru saja lulus kuliah dari universitas ternama di Kota Cirebon. Sampai akhirnya, Tono menyampaikan niatnya untuk melamar putrinya. 

Orangtua Tini pun langsung mengiyakan, padahal belum tanya kepada anaknya yang akan menjalani biduk rumah tangga. Tini sebagai anak penurut akhirnya mau saja, hingga pernikahan itu benar-benar terlaksana. 

Pernikahan hasil dijodohkan atau paksaan lebih banyak berakhir nestapa. Tono dan Tini kemudian sering cekcok. Saat ribut itulah, Tono masih mengungkit persoalan utang piutang yang dengan ayah Tini, yang sudah resmi menjadi mertuanya. 

Setiap bertengkar, masalah hutang mertuanya lagi yang diungkit. Begitu terus, sampai Tini bosan mendengarnya. Akhirnya dengan tekad bulat, Tini mengajukan gugatan cerai di Pengadilan Agama Kota Cirebon, terhadap suaminya yang selalu mengungkit hutang mertuanya. 

“Padahal, dia kan sudah dapatkan anaknya. Masih saja hutang ayah saya diungkit-ungkit. Menantu macam apa itu,” kata Tini kepada Rakyat Cirebon, awal pekan lalu. (*)

Sumber: