Jumat 21-04-2017,13:00 WIB
LEMAHWUNGKUK – Jajanan anak makin hari makin beragam. Dikemas dalam bentuk menarik dan warna yang mencolok membuat jajanan murah meriah ini banyak diburu anak-anak. Hanya saja, tidak semua jajanan anak yang beredar memenuhi standar gizi yang baik.
|
Kepala DPPKP Kota Cirebon Maharani Dewi. Foto: Suwandi/Rakyat Cirebon |
Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Pangan Pertanian Kelautan dan Perikanan (DPPKP) Kota Cirebon, Maharani Dewi.
Dari pantuannya, banyak jajanan anak yang terbilang tidak layak konsumsi bahkan berbahaya karena mengandung zat yang bukan peruntukannya.
Untuk itu, guna ketahui lebih lanjut standar layak konsumsi jajanan anak, DPPKP melakukan uji sampel jajanan anak di 10 SD di Kota Cirebon. Hasilnya cukup mengagetkan.
Maharani menjelaskan, dari pandangan mata saja sudah jelas terlihat jajanan tersebut mengandung zat berbahaya.
“Dari kasat mata saja, jajanan anak itu dari cara pembuatannya, lingkungannya dan kandungn gizinya itu kurang banget, jadi tampilannya saja yang menarik karena memang harganya juga murah,” ungkapnya kepada Rakyat Cirebon, kemarin.
Lebih lanjut, Maharani menyampaikan, pedagang yang kedapatan menjajakan jajanan anak berbahaya akan dikenakan teguran. Kemudian, sambung Maharani, pedagang tersebut juka akan dibina agar lebih memilih menggunakan bahan sehat dan aman.
“Kalau teguran jelas. Kita juga mengimbau namanya juga pedagang kecil berapa sih dia punya modal. Cuma kita kasih tau cara pengolahannya yang bener, kemudian memakai bahan yang sehat jangan pakai pewarna pakaian,” sambungnya.
Sementara itu, Kabid Komsumsi dan Keamanan Pangan DPPKP Kota Cirebon, Elmi Masruroh menyampaikan, ketimbang membiarkan anak jajan sembarangan, para orang tua diminta untuk membekali anak dengan makanan buatan rumah.
Hal ini, kata Elmi, akan meminimalkan kebiasaan anak yang sering jajan sembarangan. Lebih lanjut, Elmi menyebut, dengan membekali anak makanan rumah, uang jajan anak juga lebih irit dan bisa dipakai untuk keperluan lain.
“Karena keamanan pangan itu sangat penting dan menyangkut kesehatan manusia. Yang penting gisinya itu harus B2SA, beragam bergizi seimbang dan aman tentunya untuk ketercukupan gizi,” tutup Elmi. (wan)