Istri Ingin ‘Tempur’ di Kasur, Suami Selalu Bilang Kecapean
Selasa 18-04-2017,09:00 WIB
PASANGAN muda suami-istri ini bekerja pada bidang yang sama; sama-sama satu profesi di bidang kesehatan. Semestinya sudah tahu dan saling mengerti kesibukannya masing-masing saat bekerja. Namun, rupanya bukan jamin kehidupan rumah tangganya akan berjalan harmonis.
|
Ilustrasi suami susah diajak tidur. Image by jawapos.com |
Berpacaran sudah 3 tahun, sebelum akhirnya memasuki jenjang pernikahan. Saat masih berpacaran keduanya sudah sama-sama mengerti kesibukan pekerjaannya masing-masing. Tono (27) dan Tini (25), (keduanya bukan nama sebenarnya), pasutri asal Kecamatan Ciwaru ini memang satu profesi, di bidang kesehatan. Untuk penghasilan, keduanya sama-sama bisa dibilang cukup untuk hidup sebagai suami istri.
Konflik rumah tangga ketika keduanya selesai menjalani cuti nikah. Tono dan Tini kembali bekerja di dua rumah sakit yang berbeda. Tono bekerja di salah satu rumah sakit yang ada di Kabupaten Cirebon, Tini bekerja di sebuah rumah di Kabupaten Kuningan.
Saat kembali bekerja, rupanya Tono mulai sibuk. Padahal masih dibilang sebagai pengantin baru, tetapi Tono seperti malas pulang cepat ke rumah. Selama dua minggu setelah pernikahannya, pekerjaan Tono justeru seolah-olah tidak pernah selesai.
Akibatnya, Tono selalu pulang telat dan kelelahan saat sudah sampai rumah. Padahal Tini di rumah sudah tidak sabar menunggu ingin \'bertempur\' di atas kasur. Tetapi jawaban Tono selalu “Maaf mah, capek,” katanya, sambil matanya tertutup dan akhirnya pulas di tempat tidur.
Hingga akhirnya, muncul pikiran ingin tahu atau kepo pada diri Tini. Di dalam benaknya muncul pertanyaan, apa saja sih yang dilakukannya di kantor hingga harus pulang telat dan kelelahan ketika sampai di rumah?
Lama menahan pertanyaan yang tidak kunjung ada jawabannya, Tini akhirnya nekat pergi ke rumah sakit tempat suaminya bekerja. Tini menyambangi tempat kerja suami, sesaat setelah waktunya pulang bagi suaminya.
Sesampainya di lokasi yang dituju, Tini memang melihat suaminya masih bekerja. Suaminya terlihat masih sibuk. Istrinya, perlahan-lahan jadi mengerti, suaminya memang pulang telat karena lagi sibuk.
Namun, yang tidak terima justeru suaminya. Tono marah-marah ketika melihat istrinya “mengecek” dirinya di rumah sakit. Tidak hanya marah-marah, Tono bahkan sudah main tangan dan berkata kasar, karena sangat kesal melihat istrinya menyusulnya.
“Saya hanya ingin mengecek apa sih kesibukan suami, eh malah kena semprot, dan mukul,” ujar Tini kepada Rakyat Cirebon.
Melihat suaminya marah-marah, dan mengeluarkan kata-kata kasar, Tini menangis. Tini mencoba bersabar di lokasi itu karena malu ditonton banyak orang, terutama teman-teman suaminya. Keributan Tono dan Tini memang membuat seisi rumah sakit jadi heboh.
“Saya malu dengan perkataan Tono di hadapan orang kantornya. Kita ini pasangan baru, selama dua minggu pernikahan, saya belum pernah disentuh. Makanya saya kesal,” pungkasnya.
Tidak terima diperlakukan kasar, Tini langsung lapor ke polisi. Pasal yang disangkakan yakni kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Keputusan Tini untuk melaporkan suaminya juga mendapat dukungan dari orangtua Tini dan keluarganya.
Bahkan, tidak saja dilaporkan ke polisi, Tini juga langsung menggugat cerai Tono, yang baru menikahinya dua minggu sebelumnya. Orangtua Tini pun tidak bisa mencegah. Keduanya lebih setuju anaknya menjadi janda daripada menjadi bulan-bulanan kemarahan suaminya.
Mendapat gugatan cerai dari Tini, Tono semakin menjadi-jadi. Kepada Tini, Tono mengatakan dirinya siap menjadi walinya bila Tini nanti menikah lagi. Tono seolah-olah menantang Tini untuk segera menikah lagi.
Akhirnya perceraian benar-benar dilaksanakan. Sidang cerainya masih berlangsung di Pengadilan Agama Kabupaten Kuningan. (gio)
Sumber: