Masih ada Pengusaha yang Doyan Gas Melon

Masih ada Pengusaha yang Doyan Gas Melon

MAJALENGKA - Kelangkaan gas elpiji ukuran 3 kilogram di beberapa wilayah di Majalengka, diduga karena sebagian besar digunakan untuk usaha komersil. 
\"terminal
Terminal pengisian gas melon. dok Rakyat Cirebon
Padahal, porsi penggunaan gas untuk kalangan atas punya ukuran lebih khusus, yakni berukuran 5 kilogram. Banyak diantaranya usaha-usaha makanan yang menggunakan gas melon, sementara bagi kalangan usaha menengah seharusnya menggunakan gas yang non subsidi.

Salah seorang warga Majalengka, Ujud (30) mengatakan, seharusnya pemerintah maupun pihak penyuplai gas mengatur tentang penggunaan gas melon. Karena rata-rata sebagian usaha dan rumah makan yang ada masih menggunakan gas melon.

\"Padahal, itu haknya orang-orang yang kurang mampu. Saat ini masih banyak pengguna gas melon dari kalangan pengusaha yang masih menggunakannya,\" ujar ujud, kemarin.

Ujud mengungkapkan, selama ini gas melon bersubsidi tersebut selalu disalahgunakan oleh para pengusaha rumah makan. Imbasnya merugikan masyarakat kecil. Hak masyarakat kecil kini terampas dan semakin terkucilkan.

\"Harusnya para pengusaha makanan atau rumah makan tahu diri, yakni tidak lagi menggunakan gas melon. Karena saat ini sudah ada gas ukuran 5,5 kilogram yang berwarna pink. Sayangnya itu belum banyak dilirik para pengusaha,\" ujarnya.

Sementara itu, salah seorang ibu rumah tangga, Atih asal Leuwimunding mengaku, saat ini masih ada warga yang kesulitan mencari gas melon. Mereka kelabakan dan mencari dari beberapa toko, namun selalu kosong. \"Terpaksa harus menyimpan tabung kosong. Itupun belum tahu kapan datangnya, \" pungkasnya. (hrd)

Sumber: