Selasa 21-03-2017,03:00 WIB
|
Kasatpol PP Kota Cirebon, Andi Armawan. Foto: Asep/Rakyat Cirebon |
CIREBON - Keberadaan waria di Kota Cirebon membuat Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) kewalahan. Hal tersebut diakui oleh Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Cirebon, Andi Armawan saat pada agenda penertiban beberapa waktu lalu.
\"Waria ini menjadi polemik bagi kami, seharusnya ini menjadi perhatian bersama. Jadi jangan sampai hanya dikejar, didata kemudian dilepaskan, terus saja seperti itu tidak ada perubahan,\" ungkap Andi kepada Rakcer.
Masalah penyakit masyarakat yang satu ini, lanjut dia, tidak akan selesai hanya dengan mengandalkan kinerja pihaknya. Melainkan harus ada sinergitas antara semua SKPD yang memiliki keterkaitan.
Menurutnya, fenomena waria ini bukan berbicara mengenai profesi, namun sudah menjadi penyakit di masyarakat. Mereka seakan-akan sudah terbiasa sehingga tidak sedikit yang menggantungkan hidup sebagai waria.
\"Ini tidak akan menyelesaikan masalah, mereka itu praktek dan mereka merasa inilah profesi mereka. Tapi itu bukan profesi, itu penyakit masyarakat yang harus diobati, untuk mengobatinya ini yang masih membuat kita kesulitan, kalau PSK kan jelas, jika positif kita kirim ke balai pembinaan,\" lanjut dia.
Diakui Andi, pihaknya selalu berupaya membangun sinergi dengan beberapa SKPD yang terkait dengan permasalahan waria. Namun tetap belum menemukan solusi terbaik untuk membersihkan Kota Wali dari praktek seperti itu.
Yang selama ini berjalan, pihaknya hanya melakukan pendataan untuk kemudian diserahkan kepada lingkungan dengan harapan masyarakat bisa memberikan efek jera. Saat ini sanksi sosial lah yang diharapkan bisamembuat mereka kapok. Namun nyatanya tetap saja nihil, terbukti dengan banyaknya waria yang kembali terjaring razia.
\"Saya selalu terus mengajak teman-teman di SKPD yang memiliki kewenangan, bagaimana mengatasi masalah sosial yang satu ini. Ayo kalau masalahnya anggaran, kita ajukan ke provinsi, kalau tidak ada juga kan ini menjadi perhatian di pusat,\" katanya.
Sementara itu, sebagai salahsatu SKPD yang juga bertanggung jawab terhadap penyakit masyarakat, Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DSP3A) Kota Cirebon, Jamaludin S Sos menuturkan upaya pihaknya untuk mengatasi permasalahan waria hingga saat ini masih terkendala fasilitas.
\"Karena intinya kita belum ada fasilitas, infrasturktur untuk pembinaannya, karena menurut saya satu-satunya cara adalah dengan pembinaan, itu kan mental,\" ungkap Jamaludin.
Kedepan, memang ia pun mengakui perlu ada pembinaan secara komprehensif terhadap para waria, tentu ini harus berangkat dari koordinasi yang baik dari semua dinas terkait.
\"Rencananya nanti akan kita programkan, kita akan bicara dengan beberapa instansi lain terkait masalah ini,\" katanya. (sep)