Jumat 17-03-2017,06:00 WIB
KEJAKSAN – Partai Gerindra Kota Cirebon secara terbuka telah menjajaki komunikasi politik dengan beberapa figur yang akan bertarung di Pemilihan Walikota (Pilwalkot) 2018 mendatang. Tak hanya itu, sejumlah kader Partai Gerindra juga sudah menyebar ke beberapa figur tersebut.
|
Wakil Ketua DPC Gerindra Fahmi Heidrah. Foto: Ist./Rakyat Cirebon |
Wakil Ketua DPC Partai Gerindra Kota Cirebon, Fahmi Heidrah ikut angkat bicara soal dinamika partainya belakangan ini. Ia menilai, pertemuan antara Ketua DPC Partai Gerindra, H Eman Sulaeman dan Bos Salam Tour, H Dede Muharan Lc adalah hal yang wajar.
“Saya kira pertemuan antara Pak Eman dan Pak Dede adalah hal yang wajar. Beliau (Dede, red) tokoh sekaligus pengusaha, dan mungkin Pak Eman juga ingin sarapan nasi jamblang di sana (Andalus City, red) dan bertemu ya ngobrol,” ungkap Fahmi, kemarin.
Ia menambahkan, dalam menghadapi Pilwalkot 2018, Partai Gerindra akan melakukan survei terlebih dahulu terhadap beberapa figur, baik di internal maupun eksternal partai. “Nanti ada survei yang dilakukan oleh partai. Kita tetap inginnya figur internal, tapi hasil survei yang akan menentukan,” katanya.
Partai Gerindra menyadari, dengan hanya memiliki tiga kursi di parlemen, maka harus berkoalisi dengan partai lain untuk bisa mengusung satu pasang calon walikota dan wakil walikota. Kesepakatan dalam berkoalisi juga pasti akan dipertimbangkan untuk mengusung calon.
“Kita hanya 3 kursi di DPRD, pasti harus berkoalisi untuk mengusung sepasang calon walikota dan wakilnya. Bagaimana kesepakatan koalisinya, itu juga harus dihormati. Yang pasti, Partai Gerindra ingin mengusung calon yang pasti menang,” tuturnya.
Diakui Fahmi, pada Pilwalkot 2013 lalu, salah satu kader terbaik Partai Gerindra yang saat ini menjabat sekretaris DPC, H Heru Cahyono MESy diusung menjadi calon wakil walikota dan akhirnya kalah. Tapi, peluang Heru masih terbuka untuk diusung lagi. Di sisi lain, Fahmi tak menutup mata, Bos Grage Group, H Bamunas S Boediman juga masuk dalam bidikan partainya.
“Kang Heru peluangnya masih bisa untuk dapat rekomendasi dari DPP, dengan catatan hasil surveinya bagus. Termasuk Pak Oki (sapaan akrab Bamunas, red) juga bisa. Yang penting surveinya bagus,” katanya.
Sejalan dengan itu, Partai Gerindra ingin menjadi partai pemenang di Pilwalkot 2018 mendatang. Makanya, kata Fahmi, pihaknya harus belajar dari kekalahan di pilwalkot edisi 2013 lalu. “Kita harus belajar dari Pilwalkot 2013. Ke depan, mesin partai harus benar-benar bekerja untuk memenangkan calon yang direkomendasikan DPP,” katanya.
Saat disinggung mengenai perseteruan antara Anggota Fraksi Gerindra, Tommy Sofianna SH dan Heru Cahyono, Fahmi menilai, hal itu dilandasi persoalan personal antara keduanya. “Terkait Tommy yang menyudutkan Kang Heru, itu persoalan persoanal antara mereka. Dari awal penyusunan kepengurusan baru, mereka sudah begitu,” katanya.
Sebelumnya, Ketua Fraksi Gerindra di DPRD Kota Cirebon, Ruri Tri Lesmana menyayangkan pernyataan anggotanya, Tommy Sofianna SH yang menyerang Heru dan membuat internal Partai Gerindra semakin gaduh.
“Sangat disayangkan Tommy justru menyampaikan pernyataan sikap yang kontradiktif. Malah semakin membuka ruang konflik di publik. Padahal seharusnya tidak seperti itu,” katanya. (jri)