Kader PDI Perjuangan Tolong Pahami AD/ART

Kader PDI Perjuangan Tolong Pahami AD/ART

KUNINGAN – Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Kuningan, Ir H D Rusliadi MSi, memberikan pernyataan tegas bahwa sebagian besar warga PDI Perjuangan yang benar-benar memahami AD/ART pasti diam. 
\"wakil
Wakil Ketua DPC PDIP Kuningan Rusliadi.dok Rakyat Cirebon
Diam disini, menurutnya, tidak berbicara banyak soal Pilkada lantaran hingga saat ini mekanisme atau tahapan penjaringan dan penyaringan calon bupati/wabup belum dimulai. Ia juga mengimbau agar seluruh kader PDI Perjuangan bisa lebih memahami AD/ART.

“Kepada semua kader, tolong pahami AD/ART, pahami semua keputusan untuk penjaringan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah. Sebagian besar warga PDIP sudah paham, makanya yang sudah paham pasti diam. Sekarang silakan mendekatkan diri saja untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat yang tentunya akan membawa citra PDI Perjuangan itu sendiri,” tegas Rusliadi yang biasa disapa Abah Rusli saat ditemui Koran ini di ruang kerjanya, kemarin (15/3). 

Ia mencoba meluruskan terkait adanya anggapan dari luar jika di internal PDI Perjuangan sedang ada konflik menjelang Pilkada. Yang sebenarnya, kata Abah Rusli, di tubuh PDI Perjuangan sama sekali tidak ada masalah.

Apalagi berkaitan dengan masalah Pilkada 2018 karena sebagaimana yang berkali-kali disampaikan rekannya sesame pengurus DPC PDI Perjuangan bahwa partainya memiliki mekanisme tersendiri. Dalam AD/ART PDI Perjuangan, setiap warga PDI Perjuangan punya hak dipilih dan memilih dalam momentum apapun juga, apakah itu Pileg, Pilkada, Pilgub maupun Pilpres.

“Berkaitan dengan Pilkada yang sekarang sudah dipandang hiruk pikuk, karena orang kesana rame orang kesini rame, sebetulnya tidak diramaikan oleh partai, kita sudah bersepakat tidak akan mempersoalkan ini (sosialisasi balonbup, red). Hanya mungkin ada orang luar yang mencoba masuk untuk memperkeruh suasana. Sebagian besar dan rata-rata orang PDIP itu tahu, maka sekarang kita adem-adem saja. Kalau orang hiruk pikuk si A calon, si B calon, si C calon, katakana ada 3 yang dibicarakan masyarakat luar, Bupati Pak Acep Purnama, ketua DPRD Pak Rana, putra Pak Aang Pak Edo, ya wajar karena ketiga figur ini menjadi sorotan masyarakat luas,” ujarnya. 

Ia kembali menegaskan, di PDI Perjuangan saat ini tetap adem karena ketiga tokoh partainya tersebut menurutnya sudah sangat mengetahui mekanisme pencalonan yang harus dilalui. Ia pun mengatakan tidak pernah di PDI Perjuangan diributkan ini blok Acep, ini blok Rana, atau ini blok Edo, mengingat semuanya itu merupakan kader PDIP yang sama-sama berhak dipilih dan memilih kalau memang masyarakat menginginkan.

“Kalau masyarakat menginginkan, kita di partai tidak bisa menolak. Partai hanya merekomendasi dengan difasilitasi oleh aturan yang akan dikeluarkan oleh DPP. Jadi, jangan ada anggapan segitiga (Acep, Rana dan Edo, red) ini berantem, kita baik-baik saja kok, mereka kader kita, mereka patuh kepada aturan kita,” tegasnya.

Dalam persoalan ketiganya bersosialisasi kepada masyarakat, lanjut Abah Rusli, seluruh kader PDI Perjuangan memang diwajibkan harus dekat dengan masyarakat, harus mengayomi masyarakat,dan harus memperjuangkan hak-hak masyarakat untuk sejahtera. 

Khusus untuk kedua kader PDI Perjuangan, yakni Rana Suparman SSos selaku ketua DPRD dan H Acep Purnama SH MH sebagai Bupati, Abah Rusli menganggap wajar keduanya sudah dikenal di masuarakat karena sebagai publik figur atau tokoh. Namun untuk Edo sendiri, dia mempersilakannya untuk bersosialisasi kepada masyarakat dan tidak ada yang melarang, terlebih Edo merupakan kader PDI Perjuangan warga Kuningan yang merupakan putra tokoh (Aang Hamid Suganda, red).  

“Kalau Edo ingin bersosialisasi, silakan saja, lebih bagus itu. Saya lihat Edo juga sudah dekat dengan masyarakat, itu bagus. Jadi, kalau ada kader PDI Perjuangan datang ke masyarakat, ngobrol dengan masyarakat secara berkelompok atau perorangan, itu kebanggaan tersendiri bagi kami di PDI Perjuangan, karena secara langsung mereka sudah mengibarkan PDI Perjuangan, menyampaikan langsung program-program partai untuk masyarakat,” kata Abah Rusli.

Jadi, lanjut Abah Rusli, tidak bisa disalahkan kalau Edo bersosialisasi kepada masyarakat. “Ini tidak ada kaitannya dengan Pilkada, kewajiban kader PDI Perjuangan harus dekat dengan masyarakat dan harus memperjuangkan kepentingan masyarakat,” tegasnya lagi seraya meluruskan apa yang disampaikan rekannya sesama pengurus DPC PDI Perjuangan, Yanto Sugianto. 

Di akhir pernyataannya, mantan Kepala Dinas Bina Marga yang kini duduk di kursi parlemen tersebut mengungkapkan, dalam melakukan sosialisasi, Edo menurutnya sudah melakukan ijin kepada ketua DPC PDIP Rana Suparman SSos tanpa harus dilakukan ijin secara formal rapat DPC. Informasi tersebut didapatnya langsung dari ketua DPC dan dikuatkan Sekretarisnya Tresnadi. (muh)


Sumber: