Elektabilitas Acep Terancam Digeser Edo

Elektabilitas Acep Terancam Digeser Edo

KUNINGAN – Sejak disebut-sebut memiliki nilai elektabilitas dan popularitas tertinggi dari yang lain, nama Bupati Kuningan H Acep Purnama SH MH kian berkibar di seantero Kuningan. Namun begitu, elektabilitas bukanlah seutuhnya berasal dari Acep semata. Acep dianggap ketiban elektabilitas dari sosok almarhumah Hj Utje Ch Suganda SSos MAP saat menjabat Bupati dan masih didampingi Acep hasil Pilkada 2013 lalu.
\"kana
Kana Kurniawan. Foto: Mumuh/Rakyat Cirebon
Mantan aktivis Ikatan Mahasiswa Kuningan (IMK) Wilayah Cirebon, Kana Kurniawan MHum, menganggap wajar saat ini popularitas dan elektabilitas Acep paling tinggi dibanding  figur lain yang hendak mencalonkan bupati/wabup pada Pilkada Kuningan 2018 nanti. 

 “Wajar saja kalau Pak Acep makin populer dan elektabilitasnya semakin tinggi, wong beliau itu kan bupati. Tapi Pak Acep ini waktu almarhumahah Ibu Utje masih ada, elektabilitasnya tidak sebagus sekarang. Jadi saya katakana Pak Acep ketiban elektabilitas dari almarhumah Ibu Utje,” kata Kana, kemarin (9/3).

Saat ini, lanjut Kana, ada hal yang mengejutkan ketika putra bungsu H Aang Hamid Suganda, Muhammad Ridho Suganda SH MSi alias Edo berkehendak maju di Pilkada Kuningan nanti. Dengan akan majunya Edo tersebut, Kana memprediksi elektabilitas Acep akan terancam bergeser karena Edo memiliki backup kekuatan dari nama besar ayahnya.

“Hal yang mengejutkan lagi, Edo akan jadi kuda hitam. Acep pun akhirnya terancam, popularitas dan elektabilitasnya akan tergerus dengan kehadiran Edo. Terkecuali konsolidasi Acep bisa dilapisi dari sekarang,” sebut Kana.

Kana yang kini menjabat Sekretaris Jenderal (Sekjend) Pengurus Pusat (PP) Pemuda PUI tersebut mengungkapkan, jika ingin kembali menduduki kursi orang nomor satu di Kuningan, Acep sejak sekarang harus bisa bekerja keras dan bekerja cerdas untuk mengimbangi gerakan Edo bersama timnya yang mulai intensif. Kerja keras dan kerja cerdas Acep sudah barang tentu bekerja profesional dengan kendalinya sebagai Bupati Kuningan hingga akhir periode 2018 mendatang.

“Pak Acep sekarang belum bisa seperti Pak Aang atau almarhumah Ibu Utje waktu beliau-beliau ini menjadi bupati. Garapan Pak Acep hanya sebagian kecil dari Ibu Utje. Sebab dalam Pilbup Kuningan 2013, masa pemilih itu banyak dari hasil garapan Pak Aang. Jadi, Pak Acep ini ketiban dari elektabilitas Ibu Utje. Makanya Pak Acep harus lebih trengginas lagi dalam menjalankan program-programnya. Upayakan garap basis Islam kultural dan pemilih muda dan pemula. Basis Islam kultural ini sebagai contoh ada di Pondok Pesantren dan Ormas Islam,” saran Kana.

Lebih jauh pemuda asal Ciawigebang yang juga kini menjadi tenaga ahli (TA) salah seorang anggota DPR RI tersebut mengharapkan agar Pilbup Kuningan jangan dijadikan sekedar ritual 5 tahunan untuk regenerasi kepemimpinan Kuningan. Pilbup Kuningan menurutnya harus bisa mengembalikan kejayaan Kuningan seperti dulu. Bila diingat, dulu kala ada triumvirat (tiga karakteristik penguasa, red) Kuningan, yakni Sang Resi, Sang Ratu dan Sang Rama. 

“Karakter itu harus ada dalam diri Bupati Kuningan. Karakter leadership, religius dan penjaga marwah adat kuningan. Triumvirat ini mampu menjadikan Kuningan gemah ripah loh jinawi. Kini, saya melihat Kuningan dilirik sebelah mata, jarang dibicarakan publik nasional, nyaris tidak ada gagasan yang bisa mengangkat nama besar Kuningan,” sindirnya. (muh)

Sumber: