Senin 06-03-2017,04:00 WIB
KEJAKSAN – Pemilik kedai Martabak Apin, Diki Rusnandar mulai merambah bisnis baru di bidang kafe. Inovasi itu sekaligus menjadi titik awal transformasi nama Martabak Apin menjadi Apin Martabak and Cafe.
|
Apin Martabak and Cafe tempat pas buat ngopi. Foto: Suwandi/Rakyat Cirebon |
Ditemui di Apin Martabak and Caffe di jalan Tentara Pelajar Kota Cirebon, Diki mengungkapkan, ide membuat kafe terispirasi dari keinginan memanfaatkan ruang yang tidak terpakai di latai dua kedai Apin Martabak and Caffe.
Space yang terbilang luas dimanfaatkannya untuk membuka peluang bisnis baru. Dengan hadirnya kafe, pelanggan martabak juga bisa menikmati martabak dengan suasana kafe lengkap dengan aneka minuman.
“Jadi martabaknya di bawah yang kafe-nya di lantai atas. Kami juga nanti arahkan pelanggan yang makan martabak ke atas. Sambil pesan martabak mereka bisa pesan minumnya di lantai atas,” ungkap Diki kepada Rakyat Cirebon, kemarin.
Soal menu, Apin Martabak and Caffe masih mengandalkan produk martabak. Hanya saja, bagi yang ingin menikmati suasana kafe, Diki juga menyediakan aneka menu alternatif seperti aneka minuman. “Ada menu minuman mulai dari jenis kopi, ice blend, manual brew, dan sepesial beverage. Pilihannya banyak,” kata Diki.
Sementara untuk menu yang ditawarkan, Apin Martabak and Caffe menjual steak sirloin dengan harga Rp30 ribuan yang berisi 100 sampai 150 gram daging sapi. Menu ini sangat cocok dinikmati pecinta steak dengan harga terjangkau.
Soal tempat, lantai dua Apin Martabak and Caffe ini menyajikan pemandangan aktivitas masyarakat Kota Cirebon. Kesibukan orang belanja di salah satu mall besar di Kota Cirebon bisa terlihat dari kafe baru ini.
“Tempatnya bisa sedang dalam tahap finishing, bisa di dalam bisa di tengah bisa juga di luarnya kita ada outdor nya juga,” jelasnya.
Selain pengembangan kedai Apin Martabak and Caffe, menu martabak Apin juga akan segera bisa dinikmati oleh masyarakat yang tinggal di kawasan Perumnas, Kota Cirebon.
Pasalnya, pada April nanti, martabak Apin juga akan membuka cabang ke delapannya di sana. “Kalau di perumnas cuma martabak saja, karena space-nya terbatas,” pungkasnya. (wan)