Rabu 01-03-2017,09:00 WIB
KUNINGAN - Potret minimnya fasilitas pendidikan kembali terlihat dalam kehidupan masyarakat Kuningan. Kali ini Sekolah Dasar (SD) Purwawinangun Kuningan. Kondisinya sangat memprihatinkan bahkan satu ruang kelas hanya beratapkan terpal.
|
Siswa SDN 7 Purwawinangun belajar di kelas rusak. Foto: Aleh/Rakyat Cirebon |
Bahkan, kondisinya sangat tidak layak dan nyaman bagi para siswa untuk belajar. Terletak di pusat Kota tepatnya di jalan lingkar Cijoho, Kuningan, yang hanya beratap terpal dan jendela yang ditutup dengan menggunakan plastik. Tak ayal, sekolah tersebut menghentikan proses belajar mengajarnya saat hujan turun karena meja kursih basah oleh air hujan.
Inisiatif untuk membangun ruang kelas beratapkan terpal tersebut, muncul dari para orang tua siswa yang merasa prihatin akan kondisi ruang kelas siswanya, karena menunggu bantuan dari pemerintah hanya tinggal janji.
Sumbangan dari orang tua siswa yang berinisiatif ingin membangun sekolah, sudah tekumpul hampir 14 juta lebih, namun sumbangan tersebut terhenti dan uang dikembalikan karena Bupati Kuningan H Acep Purnama berjanji akan membantu ruang kelas yang rusak.
“Kebetulan pada bulan Agustus tahun kemarin, di sekolah kami ada kegiatan agustusan, Bupati (Acep,red) datang bahkan pak Bupati berjanji akan merehab ruang kelas tersebut serta mengembalikan uang sumbangan dari orang tua siswa, namun pada kenyataannya hingga saat ini belum ada realisasinya,” kata Giri salah seorang guru SDN 7 Purwawinangun.
Menurut Giri, bangunan yang beratapkan terpal ini da tiga ruangan, satu digunakan oleh siswa kelas 2 karena terpaksa tidak mempunyai ruang kelas lagi. Bahkan dari enam ruangan kelas, hanya dua ruangan yang layak sedangkan empat ruangan lainnya kondisinya sangat memprihatinkan, kondisi ini sangat mengganggu karena para siswa takut bangunan kelasnya roboh.
“Sebenarnya ruangan ini sudah tidak pantas lagi untuk digunakan, tetapi karena tidak ada ruangan lain, terpaksa kita manfaatkan seadanya,” keluh Ismail. Dirinya berharap kepada Pemkab Kuningan melalui Dinas Pendidikan agar ada perhatian rehab ruang kelas bangunan SDN 7 Purwawinangun, sebelum kondisi kerusakannya lebih berat lagi.
“Kerusakan ruang kelas ini bisa mengancam keselamatan nyawa murid-murid yang tengah belajar. Kami selalu memberikan imbauan kepada siswa-siswi agar ekstra hati-hati saat berada di dalam ruangan kelas,” ucapnya.
Ia juga mengharapkan agar dibangun ruang perpustakaan seperti sekolah lainnya. Karena ruangan perpustakaan yanga ada saat ini masih disatukan dengan ruangan guru. Sehingga ruangan ini sangat diharapkan sekali bagi para murid untuk mengasah ilmu mereka.
Sementara itu, Ekos orang tua siswa mengaku prihatin dengan kondisi sekolah tempat anaknya belajar, berada di tengah-tengah kota namun luput dari perhatian pemerintah, kalau sekolahnya berada di pelosok ataupun pinggiran mungkin biasa.
“Kami para orangtua sudah berinisiatif memberikan sumbangan untuk pembangunan sekolah, namun uang dari para orangtua siswa dikembalikan karena Bupati berjanji akan merehab, hingga saat ini belum ada realisasinya,” ucap Ekos saat ditemui di sekolah. (ale)