Infrastruktur Menuju Objek Wisata Belum Memadai

Infrastruktur Menuju Objek Wisata Belum Memadai

MAJALENGKA - Maraknya penggalian potensi objek wisata di kota seribu curug Majalengka saat ini, belum didukung infrastruktur yang memadai. Sebagai salah satu contoh, akses menuju objek wisata di wilayah Lemahsugih, Malausma dan Bantarujeg terlalu jauh bila harus dicapai warga Majalengka bagian utara dan tengah.
\"curug
Curug Tapak Kuda di desa Sadawangi. Foto: Herik/Rakyat Cirebon
Padahal, sejak lama pemda berjanji akan membangun jembatan permanen dari Cibodas yang tembus ke Bantarujeg dan Lemahsugih. Namun, hingga saat ini wacana tersebut hanya tinggal rencana dalam bentuk kertas masterplane. Kalaupun ada, hanya ada jembatan Cisuluheun yang melintasi sungai tersebut yang kini sudah hancur.

Itu pun, menurut sebagian tokoh masyarakat, jembatan Cisuluheun tidak bisa langsung tembus ke Bantarujeg, namun malah tembus ke wilayah Sumedang, sehingga sedikit menjauh.

Sementara objek wisata yang ada di wilayah Majalengka selatan ini, seperti taman Dinosaurus, kebun teh Cipasung serta beberapa objek wisata lainnya yang akhir-akhir ini mulai digali oleh penduduk setempat. Namun, terlalu jauh bila diakses oleh para penduduk Majalengka di bagian utara.

Salah seorang warga Palasah, Deden mengaku, sempat berkunjung ke taman Dinosurus dan kebun teh Cipasung di Lemahsugih, ia harus menempuh perjalanan dua jam melalui Maja-Cihaur-Bantarujeg.

\"Itu sama dengan pergi ke Kuningan, bahkan ke Kuningan bisa lebih cepat karena lewat Mandirancan. Coba kalau di Majalengka kota bisa ada jalan tembus, akan lebih cepat sampai,\" ujar Deden, Jumat (24/2).

Tokoh masyarakat Majalengka, H Tete Sukarsa mengaku, pernah mengusulkan agar dari Cibodas atau Pancurendang Landeuh supaya dibuatkan jembatan permanen. Tujuanya, mempercepat jarak untuk sampai ke wilayah Bantarujeg dan Lemahsugih.

\"Karena ke depan, jika akses itu ada, warga Bantarujeg dan sekitarnya tidak akan lari ke wilayah Sumedang untuk berobat maupun melanjutkan kuliah. Selain itu objek wisata yang ada di Lemahsugih dan Bantarujeg juga akan menjadi daya tarik wisata yang aksesnya mudah dilalui. Di sana juga akan tumbuh pundi-pundi UKM,\" ujarnya.

Tete mengunkapkan, puluhan tahun warga Majalengka di bagian selatan ini harus selalu memutar ke Talaga untuk sampai ke wilayah Majalengka kota, dan jaraknya sangat jauh. Sementara jika ada jembatan yang memadai, maka jarak yang jauh tersebut bisa memangkas jarak dan waktu.

\"Sebagai perbandingan, dari Majalengka ke wilayah Bantarujeg itu mencapai satu jam setengah, bila melalui Talaga. Sementara jika ada jembatan yang akan dibangun misalnya di hutan Cengal atau Cibodas, waktunya bisa ditempuh lebih cepat,” jelasnya. 

Karena, kata dia, di peta kabupaten yang ada, hanya lima sentimeter dari hutan Cengal ke Bantarujeg. Sementara bila melihat peta dari Majalengka-Talaga lalu ke Bantarujeg jaraknya mencapai dua jengkal orang dewasa. “Nah, bisa dibayangkan jaraknya jika dikalikan dengan skala peta yang ada,\" imbuhnya. (hrd)

Sumber: