Petani Masih Dibebani Ongkos Produksi Tinggi

Petani Masih Dibebani Ongkos Produksi Tinggi

INDRAMAYU – Masih peliknya persoalan pertanian di Indramayu seperti tingginya ongkos produksi, mendapat sorotan dari Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat (Jabar), Bambang Mujiarto.
\"Bambang
Bambang Mujiarto. dok. Rakyat Cirebon 
Anggota DPRD Jabar FPDIP ini mengatakan, perlunya pendidikan pertanian bagi para petani seperti efektifitas penggunaan pupuk, benih hingga peningkatan hasil panen.

Bambang menuturkan,  pada pemerintahan dahulu baik era orde lama, baru hingga reformasi, berbicara mengenai peningkatan pertanian lebih kepada mengonsumsi pupuk secara tinggi. Sehingga para petani seolah-olah dijadikan sebagai objek pasar produk pupuk ataupun lainya.

“Tidak ada pendidikan kepada para petani, bagaimana cara membuat pupuk secara mandiri, guna memenuhi kebutuhanya,” paparnya, usai mengikuti kegiatan sosialisasi empat pilar kebangsaan, yang digelar oleh Anggota DPR RI Ono Surono ST di Kecamatan Terisi, beberapa waktu lalu.

Menurutnya, tidak adanya langkah strategis pemerintah sebelum era kepemimpinan pak Jokowi, melakukan pembenahan-pembenahan guna tercapainya kemandirian pangan.

“Baru di era Jokowi sekarang, terobosan-terobosan di lakukan. Seperti program menyeimbangkan keasaman tanah. Salah satunya dengan subsidi pupuk organik,” jelasnya.

Bambang yang juga menjabat Ketua Umum pusat komunitas MSP itu menyampaikan, saat ini petani masih dibebani dengan ongkos produksi pertanian yang masih sangat tinggi. 

Terutama di sektor pupuk, dan benih. Oleh karena itu  salah satu solusi mendasar ialah, kembali kepada pribadi masing-masing petani.

“Unsur organik nyatanya juga menjadi pendukung dalam meningkatkan hasil produksi pertanian bagi petani,” tegasnya.

Sementara itu Anggota Komisi IV DPR RI Ono Surono menuturkan, pemerintah pusat saat ini telah banyak memberikan program bantuan terhadap para petani, baik itu Alat Mesin Pertanian (Alsintan), subsidi pupuk hingga asuransi.

Hal itu dilakukan tidak lain hanya untuk menekan tingginya ongkos produksi guna meningkatkan hasil pertanian dalam rangka mensejahterakan petani.

“Program swasembada pangan harus terwujud sebagaimana nawacita Presiden Jokowi, hal itu dibuktikan dengan semakin banyaknya bantuan yang diberikan pemerintah kepada petani,” pungkasnya. (yan/mgg)

Sumber: