Warga Dua Desa Tuding Jalan Tol Penyebab Banjir

Warga Dua Desa Tuding Jalan Tol Penyebab Banjir

ASTANAJAPURA –  Ratusan warga Desa Japura Kidul dan Desa Japurabakti, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon memblokir Jalan Tol Pejagan-Kanci. Warga menuding keberadaan tol tersebut penyebab banjir di kedua desa, Kamis (23/2). 
\"Ratusan
Warga blokir Jalan Tol Pejagan-Kanci. Foto: Kim/Rakyat Cirebon
Aksi blokir jalan selama satu jam itu mengakibatkan lalulintas jalan tol Kanci-Pejagan dari arah Jakarta menuju Jawa Tengah lumpuh total.

Dalam aksi tersebut, warga menuntut kepada pihak tol agar dapat bertanggungjawab atas bencana banjir. Karena penyebab utamanya adalah tertutupnya saluran air dan sungai sehingga pada saat banjir, sungai Singaraja yang melintasi kedua desa tersebut meluap. 

Menurut warga setempat yang juga menjadi koordinator lapangan (Korlap)  aksi, Samsul Maarif,   warga  meminta pertangung jawaban pihak tol agar dapat melakukan pembangunan jembatan, lampu di dalam jalan yang berada di bawah jalan tol, dan merealisaiskan dana Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggungjawab sosial perusahaan jalan tol tersebut. 

“Tuntutan kami udah sesuai.  Padahal,  ada tol, jika sungai banjir, tidak meluap seperti sekarang,” kata dia.

Sementara itu, Koordinator Aksi, Mae Azhar,  mengatakan, aksi pemblokadean ini  sebagai bentuk protes meminta pertanggungjawaban manajemen Tol Kanci-Pejagan, terkait banjir besar yang sering melanda daerah tersebut beberapa waktu lalu. 

“Dulu, sebelum ada jalan tol ini, banjir tidak seperti sekarang. Tapi semenjak ada tol, sering terjadi banjir besar,” kata dia.

Dalam hal ini, kata dia, pihak tol dipastikan telah lalai. Pasalnya, sudah melakukan pembiaran kerusakan drainase yang berada di bawah jalan tol. 

“Jadi, desa ini sering kena banjir. Makanya, kami minta agar ada perbaikan drainase, pembuatan jembatan penyeberangan, pemasangan PJU di bawah jembatan jalan, dan adanya keterbukaan soal CSR arahnya kemana,\" kata Mae Azhar.

Dalam aksi tersebut, kata dia, pihaknya sudah ditemui oleh perwakilan dari pihak tol. Akan tetapi, karena hanya sebagai pegawai tol, warga menolak melakukan perundingan dan akan menuntut menggelar aksi selanjutnya.  (kim)

Sumber: