Sabtu 11-02-2017,16:00 WIB
Dedi Mulyadi Dialog dengan Pedagang Makanan Ringan
INDRAMAYU – Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Partai Golkar Jawa Barat (Jabar) berdialog dengan nenek penjual makanan ringan tentang kondisi perekonomian dan keluarganya.
|
Dedi Mulyadi berdialog dengan pedagang. Foto: Apriyanto/Rakyat Cirebon |
Pantauan Rakcer dilapangan, Dedi Mulyadi dibuat kaget dengan seorang nenek yang tengah menjajakan makanan ringan sebagai mata pencaharianya, ketika hendak meninggalkan gedung asrama haji, spontanitas ia memilih menghentikan langkahnya dan berbincang dengan sang nenek.
Diketahui nenek penjual makanan ringan itu bernama Juwariah (53) asal Desa Karangturi Kecamatan Indramayu, pihaknya lama berjualan makanan ringan hampir sepuluh tahun, secara keliling ke kantor-kantor yang ada di Indramayu.
“Dalam sehari hanya mendapatkan sekitar Rp50 ribu, tetapi masih kotor, itu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan,” bebernya.
Lanjut nenek yang mempunyai delapan anak itu menuturkan, ia hanya menggantungkan hidupnya dengan berjualan makanan ringan, ataupun lainya seperti diantaranya ikan.
Uang didapatkan dari berjualan itu harus dibagi-bagi untuk kebutuhan lainya, seperti membeli makanan pokok hingga jajan anak-anaknya. “Laki-laki 3 perempuan 5, dua dintaranya masih sekolah, itu anak saya pak,” ucapnya.
Sementara itu, Dedi Mulyadi menyampaikan, saat ini yang harus dilakukan oleh kader Golkar adalah menyapa masyarakat secara nyata, dengan terjun langsung ke bawah. “Melakukan opini politik lewat televisi dirasa saat ini berat,” ungkapnya.
Sosok yang akrab disapa Kang Dedi juga menuturkan, berbuat secara nyata akan jauh lebih baik dibandingkan hanya curhat dimedia sosial, serta dilakukan dengan ikhlas dan jangan dikaitkan dengan kepentingan politik.
“Ketika dikaitkan dengan politik akan repot, karena harus menghitung semua orang yang kita bantu, yang dimana setiap harinya terus bertambah,” tuturnya.
Ditambahkan, pihaknya tidak memungkiri bahwa Wilayah Indramayu memiliki sawah yang luas, namun sangat disayangkan petaninya memakan beras raskin, tidak jarang juga warga dengan kondisi ekonomi yang miskin tetap menjadi tulang punggung bagi keluarganya.
Ditegaskan, bahkan jika diperlukan gaji setiap anggota dewan dari Partai Golkar harus dipotong 10 prosen untuk kesejahteraan masyarakat, sehingga yang tersejahterakan bukan hanya anggota yang menduduki kursi Legislatif. (yan/mgg)