Sabtu 11-02-2017,04:51 WIB
KESAMBI – Entah menjadi tradisi atau sebuah gengsi, tawuran antar sekolah sering kali terjadi di daerah jalan Perjuangan Kota Cirebon. Seperti yang terjadi pada Jumat (10/2), terjadi bentrok antaran pelajar SMK 1 Mundu dengan SMKN 1 Kota Cirebon.
|
Polisi amankan sebilah samurai dari pelajar. Foto: Asep/Rakyat Cirebon |
Bentrokan terjadi saat puluhan pelajar dari SMK 1 Mundu turun dari mobil truk yang ditumpangi mereka di perempatan jalan perjuangan.
Entah siapa yang menyulut bentrokan, namun sekelompok siswa SMKN 1 Kota Cirebon yang sedang berkumpul di masjid Bypass seakan sudah menyadari akan adanya serangan sehingga bentrokan pun tak terhindarkan.
Beruntung anggota kepolisian yang berpatroli segera melerai bentrokan yang terjadi dan berhasil membubarkan para pelajar yang terlibat tawuran.
Meskipun massa berhasil dibubarkan, namun dari bentrokan yang terjadi, pihak kepolisian mengamankan satu senjata tajam jenis samurai, dua kendaraan bermotor serta satu pelajar yang ikut diamankan di mapolsek Utbar.
Dalam keterangannya, Kapolres Cirebon Kota, AKBP Adi Vivid Agustiadi Bachtiar SIK MHum MSM, melalui Kanit Intelkam, Aiptu Narno menerangkan bahwa saat ini, tengah dilakukan pemeriksaan terhadap satu pelajar yang diamankan terkait kepemilikan senjata tajam yang ditemukan jajarannya.
“Tadi kita temukan satu samurai, siapa pemiliknya akan kita selidiki, yang pasti ini pelanggaran karena membahayakan nyawa orang lain,” ungkap Narno saat diwawancarai wartawan koran ini di TKP.
Mengenai tawuran yang kerap terjadi di Kota Cirebon, ia menambahkan bahwa seperti sudah menjadi rutinitas, pada hari-hari menjelang akhir pekan pihaknya harus selalu memperketat petroli di sekitar jalan peruangan.
Pasalnya, beberapa sekolah yang sudah dikenal sering tawuran seakan menjadikan akhir pekan waktu yang sudah ditentukan untuk melakukan penyerangan sehingga akhirnya terjadilah tawuran.
“Mereka memang seperti sudah terjadwal, setiap Jumat dan Sabtu itu pasti ada saja. Maka dari itu kita selalu perketat penjagaan di waktu-waktu tersebut,” ujarnya.
Sementara itu, Pembina osis dari kedua sekolah yang murid-muridnya terlibat bentrokan kemarin, mengaku pihaknya sangat menyesalkan kelakuan para peserta didiknya.
Keduanya pun menegaskan akan menindak muridnya jika terbukti siapa yang menjadi pemiliki dari senjata tajam yang diamankan kepolisian.
“Kita serahkan semua kepada pihak kepolisian, siapa pun nanti yang terbukti memiliki barang ataupun benda tajam itu tentu harus dikenai sanksi oleh pihak sekolah,” ungkap Endang Setiawati, Pembina Osis SMK 1 Mundu.(sep)