Warga Indramayu Tak Perlu Ikut Aksi 112 di Jakarta

Warga Indramayu Tak Perlu Ikut Aksi 112 di Jakarta

INDRAMAYU - Sejumlah pengasuh pondok pesantren (pontren) di Kabupaten Indramayu mengimbau para santri, juga ormas Islam agar tidak ikut dalam aksi yang rencananya akan berlangsung pada 11, 12, dan 15 Februari mendatang. 
\"Polres
Polres Indramayu datangi para ulama. Foto: Tardi/Rakyat Cirebon 
Karena aksinya sarat dengan urusan politik dan proses hukum sudah ada pihak yang lebih berwenang.

Hal tersebut terungkap saat para pengasuh pontren dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) setempat menerima kunjungan silaturahmi Kapolres Indramayu, AKBP Eko Sulistyo Basuki beserta jajarannya, Rabu (8/2). 

Para kyai yang dikunjungi tersebut diantaranya KH Ahmad Syaeroji Bilal, pengasuh Pontren Raudhatul Mutaalimin di Desa Singaraja, Kecamatan Indramayu. 

Kemudian dilanjutkan ke Buya Syakur Yasin MA, pengasuh Pontren Cadangpinggan di Kecamatan Sukagumiwang. Dan KH DR Syatori, pengasuh Pontren Al Amien di Kecamatan Kandanghaur, yang juga ketua MUI Kabupaten Indramayu.

Para pengasuh pontren tersebut menyambut baik adanya kegiatan yang dilaksanakan jajaran kepolisian di Kabupaten Indramayu. Dan dalam kesempatan itu, dipastikannya tidak akan ada pengiriman para santri maupun perwakilannya ke Jakarta terkait rencana aksi pada tanggal 11, 12, dan 15 Februari nanti atau bersamaan dengan puncak penyelenggaraan Pilkada DKI Jakarta. 

\"Kami akan tetap berperan aktif untuk turut menjaga stabilitas keamanan di wilayah Indramayu khususnya, dan Indonesia pada umumnya,\" kata Buya Syakur yang tidak berbeda dengan ungkapan Kyai Syaeroji.

Di lokasi kunjungan lainnya, kapolres beserta jajarannya kembali mendapat dukungan dalam sinergitas untuk menjaga kondusivitas. Bahkan, KH Syatori dengan tegas melarang para santrinya, dan mengimbau ormas Islam di Indramayu untuk tidak ikut dalam aksi nanti. \"Itu (rencana aksi, red) adalah urusan politik,\" ungkapnya.

Menyikapi proses hukum kasus yang mendera Rizieq Shihab dan sudah dalam proses penanganan pihak berwenang, menurutnya sudah sesuai aturan. Karena setiap infividu di negeri ini tidak ada yang kebal hukum. 

\"Kemudian adanya pernyataan Rizieq Shihab sebagai imam besar, itu bukan imam besar umat muslim, tapi imam bbesarnya FPI. Masih banyak ulama yang lebih aamiin dan lilalaamiin. Kita semua harus berdoa, semoga bangsa ini aman dan nyaman. Serta situasi negara ini tetap kondusif,\" ujarnya.

Terhadap pernyataan para ulama tersebut, Kapolres Indramayu AKBP Eko SB menyampaikan apresiasi dan menilai sebagai salah satu bentuk kepedulian dalam memelihara kamtibmas. 

\"Kunjungan silaturahmi ini dalam rangka menjalin hubungan emosional antara umaroh dengan ulama. Mohon doa juga untuk keamanan di wilayah Indramayu,\" tandasnya. (tar)

Sumber: