Polisi Ikut Jadi Korban Jalan Berlubang

Polisi Ikut Jadi Korban Jalan Berlubang

Jalur Pantura Makin Resahkan Pengguna Jalan

INDRAMAYU - Potensi ancaman bahaya kecelakaan di jalur Pantura Indramayu semakin meningkat. Hal itu dipicu kondisi jalan yang bertambah rusak hingga menjadikan jebakan maut bagi pengendara. Buktinya, akibat jalan rusak itu sudah banyak nyawa melayang, termasuk seorang polisi wanita (polwan) yang tewas mengenaskan pada Sabtu (28/1) lalu.
\"pecah
Pecah ban di jalan Pantura. Foto: Tardi/Rakyat Cirebon

Jalur transportasi darat nasional yang semakin menyeramkan itu seperti tidak diperhatikan oleh pemerintah. Padahal ancaman terjadinya kecelakaan bisa terjadi setiap saat dan kerap mengakibatkan nyawa korbannya melayang sia-sia. Dari banyaknya kecelakaan yang terjadi, lubang jalan yang menganga dan sulit dihindari menjadi salah satu penyebabnya.

Kecelakaan tragis yang terjadi di jalur tersebut salah satunya menimpa seorang polwan Polres Indramayu, Bripda Dewi Nur Kholisah. Korban yang masih berusia 19 tahun itu beralamat di Dusun Cengkeh RT 04/02, Desa Anjatan Baru, Kecamatan Anjatan, Kabupaten Indramayu.

\"Kasusnya masih dalam penyelidikan. Menurut saksi, kendaraan lawannya jenis truk kabur ke arah Jakarta,\" jelas Kapolres Indramayu, AKBP Eko Sulistyo Basuki melalui Kapolsek Losarang, Kompol I Ketut Sumadana.

Dari keterangan yang dihimpun, insiden itu terjadi sekitar pukul 11.00 Wib di jalur pantura Desa Jumbleng, Kecamatan Losarang. Mulanya, korban yang mengendarai sepeda motor jenis matik X-Ride berplat nomor E 2265 QY dalam perjalanan pulang usai mengikuti kegiatan di markas komandonya.

Sesaat sebelum kejadian, korban diduga terjebak lubang jalan di jalur menuju arah Jakarta dan tidak dapat mengendalikan laju sepeda motornya yang oleng. Lalu korban terjatuh, dan saat bersamaan tepat di belakangnya melaju kencang kendaraan sejenis truk colt diesel yang kemudian kabur meninggalkan yang terkapar bersimbah darah.

Pemerintah Dianggap Tidak Sigap Tangani Lubang Pantura

Tingkat kerusakan jalan di sepanjang jalur pantura mengundang keprihatinan, bahkan bermunculan anggapan yang menuding pemerintah cuek dan membiarkan banyak nyawa korbannya melayang sia-sia. Kerusakan yang sangat dirasakan itu menghantui masyarakat, karena jebakan lubang maut bertebaran di sepanjang akses transportasi darat tersebut.

Terhadap kondisi itu, masyarakat pantura maupun pengguna jalan pada umumnya mengaku kesal dengan kondisi fasilitas jalan yang seharusnya dapat memberikan kenyamanan dan keamanan untuk digunakan.

Terlebih dengan sudah banyaknya korban akibat keganasan lubang-lubang di jalur tengkorak tersebut. \"Pemerintah sudah tidak peduli lagi dengan masyarakat, mereka (pejabat, red) tidak merasakan karena alat transportasinya saat melewati pantura memilih jalan tol, bahkan banyak yang naik pesawat,\" kata Juniharto (38).

Saat ini, pengendara yang melintasi jalur pantura harus ekstra hati-hati dan waspada. Meski sudah berhasil menghindari lubang, bukan tidak mungkin ada lubang lain yang lebih membahayakan di depannya. Sehingga jebakan maut tersebut terbilang sangat sulit untuk dihindari. \"Yang jelas kondisi di jalur pantura itu, menghindari lubang dapat lubang,\" ketusnya.

Ungkapan senada disampaikan warga lainnya, Yoga (30). Kondisi rusaknya jalur pantura menandakan tidak adanya kepedulian pemerintah. Ironisnya, perbaikan jalan yang dilaksanakan hanya bersifat penambalan dengan material mudah terkelupas.

 \"Seperti tidak ada pemerintah. Kayaknya agenda perbaikan kalau mau arus mudik lebaran saja. Sekarang sudah rusak parah, kalau nunggu lebaran depan ya sudah jadi kubangan kerbau,\" ungkapnya.

Seorang pengendara, Desta (33) mengeluhkan kerusakan jalan diakui menjadi persoalan serius yang harus segera ditangani. Karena tingkat resiko bahayanya sangat besar dan bukan tidak mungkin akan menambah daftar korbannya. \"Bahaya sekali, saya saja kejebak. Roda depan kiri sampai pecah ban, untung tidak terjadi apa-apa,\" tuturnya.

Sementara itu, Anggota Komisi V DPR RI, Drs Yosep Umarhadi MSi MA mengaku prihatin terhadap kondisi jalan di jalur pantura saat ini. Untuk itu, ia akan mendesak Ditjen Bina Marga, Kementerian PUPR untuk segera bertindak menyelesaikan persoalan yang mengancam jiwa banyak orang tersebut.

\"Saya sangat prihatin dan mendesak satker pantura untuk segera memperbaikinya. Sistem pemeliharaan jalan yang baru dan diterapkan justeru membuat kinerja satker menjadi kurang sigap menangani kerusakan,\" tulisnya dalam pesan singkat.

Disampaikan pula, dalam Undang-undang Nomor 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan, pemerintah wajib menyediakan jalan yang baik dan layak untuk menjaga keselamatan pengguna jalan.

Bahkan, ketika terjadi kecelakaan akibat jalan rusak hingga mengakibatkan kerugian materil, luka-luka, maupun hilangnya nyawa seseorang, korban atau pihak keluarganya dapat meminta pertanggung jawaban pemerintah dan gugatan secara hukum.

\"Kerusakan jalan itu jangan dibiarkan dan jangan menunggu lama untuk memperbaikinya. Jangan sampai korban terus bertambah,\" tandasnya. (tar)

Sumber: