Qomar Nilai Pembangunan Daerah tidak Berjalan Maksimal

Qomar Nilai Pembangunan Daerah tidak Berjalan Maksimal

CIREBON - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cirebon dibawah kepemimpinan H Sunjaya Purwadisastra dan H Tasiya Soemadi Algotas (Jago-jadi) dinilai belum memiliki konsep pembangunan yang jelas dan terukur.
\"
 Nurul Qomar beri tausiah. Foto: Ari/Rakyat Cirebon

Demikian disampaikan mantan calon bupati (Cabup) Cirebon tahun 2013, Dr H Nurul Qomar MM M Pd saat dikonfirmasi di sela-sela kegiatannya di Arjawinangun.

Menurutnya, proses pembangunan Kabupaten Cirebon mengalami stagnasi (mandeg, red).

Hal ini dapat dilihat dari masih tingginya angka buta huruf, kematian ibu dan bayi, rendahnya rata-rata pendidikan, income perkapita masih rendah dan usia rata-rata hidup masih rendah.

\"Kalau menurut saya pembangunan di Kabupaten Cirebon stagnan. Belum ada keberhasilan sejauh ini,\" tuturnya pada Rakcer.

Oleh karena itu, sambungnya, mengingat Kabupaten Cirebon dalam waktu dekat akan menghadapi pemilihan kepala daerah (pilkada), masyarakat harus bisa memilih figur yang berfikir futuristik.

Artinya memikirkan bagaimana kelanjutan pembangunan Cirebon hingga 50-100 tahun kedepan.

Menurutnya, daerah tidak memiliki konsep pembangunan jelas, hal ini dapat dilihat dari tidak berkesinambungannya program antara kepala daerah saat ini dengan sebelumnya.

\"Kemudian juga berfikir Cirebon berarti kota dan kabupaten. Harusnya kepala daerah bisa bersinergi, bagaimana menciptakan peluang-peluang di wilayah perbatasan dan lainnnya,\" sambungnya.

Lebih jauh disampaikan politisi Partai Demokrat ini, untuk membuat grand desain pembangunan daerah, harusnya pemerintah daerah melibatkan akademisi bahkan bila perlu ulama tasawuf.

Sebab, menurutnya ulama Cirebon juga memiliki konsep pembangunan yang berbasis sejarah dan kelautan. Dan yang terpenting ulama tidak memiliki kepentingan apapun.

\"Grand desain ini jangan mengedepankan kepentingan politik, individy ataupun kelompok. Maka dari itu ajak orang-orang yang tidak berkepentingan dalam membuat grand desain,\" tandasnya.

Diakui Qomar, ia miris dengan kondisi daerah saat ini, tidak sedikit yang datang dan bercerita mengenai kondisi daerah padanya. Mulai mengeluhkan persoalan sampah dan sebagainya.

\"Saya denger kok miring semua ya, ada warga datang mengeluh. Ketemu lagi sama orang sama ceritanya, ini ada apa kan?,\" jelasnya.

Meski demikian, Qomar mengaku masih menaruh harapan bahwa Cirebon bisa berubah.

Diharapkan di sisa jabatan kepala daerah saat ini, sambungnya, ia bisa membuktikan pada masyarakat bahwa program kerja yang tecatat dalam RPJMD bisa direalisasikan. (ari)

Sumber: