Sampah Menggunung di Bagian Tengah TPA Kopiluhur

Sampah Menggunung di  Bagian Tengah TPA Kopiluhur

HARJAMUKTI – Gunungan sampah terjadi di bagian tengah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kopiluhur. Bahkan mendekati pagar pembatas yang berada di sisi Jalan Argasunya.
\"tpa
TPA Kopiluhur Kota Cirebon. Foto: Fajri/Rakyat Cirebon

Kondisi itu dipicu labilnya permukaan tanah yang sudah tertutup sampah di bagian ujung dalam TPA tersebut.

Seorang pemulung di TPA Kopiluhur, Amad menuturkan, gunungan sampah terjadi di bagian tengah TPA, lantaran truk pengangkut sampah tidak berani untuk membongkar sampah di bagian yang lebih dalam lagi.

“Karena di dalam sana tanahnya sudah labil. Mungkin sudah terlalu banyak sampahnya,” kata dia, Minggu (18/12).

Di saat bersamaan, terlihat satu unit truk pengangkut sampah tengah membongkar sampah, persis di lokasi yang ditunjukkan Amad.

Truk itu hanya membongkar, kemudian langsung bergegas keluar area TPA.

 “Itu lihat, hanya membongkar, kemudian langsung pergi. Yang meratakan ya pemulung di sini,” katanya.

Ia mengaku, kondisi itu berlangsung cukup lama. Semula, truk pengangkut sampah masuk ke area yang cukup jauh dari akses masuk TPA. Di sana juga sebenarnya sudah ada akses jalan untuk truk.

“Tapi karena permukaan tanahnya sudah labil, bahaya bagi truk. Jadi bongkarnya di bagian tengah saja, tidak ke ujung,” ujarnya.

Sementara itu, Kabid Sarpras Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Cirebon, Hj Imas Maskanah SSos ST mengaku, pihaknya secara rutin melakukan pemerataan sampah di area TPA Kopiluhur.

“Kalau sekarang (kemarin, red) terlihat menumpuk di bagian tengah, besok (hari ini, red) petugas kita biasanya meratakannya, mendorong ke bagian dalam menggunakan alat berat,” ungkap Imas.

Dikatakan Imas, volume sampah di TPA Kopiluhur sampai sejauh ini masih terkendali. Walau diakuinya, sempat terjadi peningkatan dalam beberapa hari terakhir yang salahsatunya dipicu aktivitas masyarakat dalam jumlah banyak pada momen muludan di keraton yang ada di Kota Cirebon.

“Volume sampah masih cukup stabil, sekitar 600-700 meter kubik. Tapi memang sempat terjadi kenaikan, karena ada muludan. Aktivitas perdagangan, terutama yang berkaitan dengan makanan di muludan juga berpengaruh terhadap volume sampah,” tuturnya.

Selain itu, dalam hal pengangkutan sampah menuju TPA, Imas mengakui, terpengaruh juga oleh aktivitas pengerjaan proyek pembangunan infrastruktur yang tengah gencar dilakukan di wilayah Harjamukti atau akses menuju TPA.

“Jadi, truk pengangkut sampah itu harus cepat-cepat datang dan keluar dari TPA. Karena jalan menuju TPA kan sedang dicor, kemudian banyak juga kendaraan besar seperti redimix untuk pengecoran yang melewati jalur itu,” jelasnya. (jri)

Sumber: