Pasar Dadakan di Bima Dilarang!

Pasar Dadakan di Bima Dilarang!

Sekda Ingatkan PKL Tak Maksa, Deadline Pembongkaran Bangli Sudah Lewat

KEJAKSAN – Kengototan Badan Komunikasi Ikatan Pedagang Kaki Lima (BKI-PKL) untuk pasar dadakan pada Minggu pagi di kompleks olahraga Bima untuk tetap berjualan, dipatahkan Pemkot Cirebon. Pasar dadakan dipastikan akan dilarang, sejalan dengan sterilisasi yang sudah dilakukan terhadap bangunan liar (bangli).
\"bangunan
Bangunan liar di Bima dibongkar. dok. Rakyat Cirebon

Hal itu disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Cirebon, Drs Asep Dedi MSi, saat ditemui di gedung DPRD Kota Cirebon, Selasa (16/8).

Pihaknya menegaskan, sebagai salahsatu persiapan perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-XIX, pasar dadakan Minggu pagi di kompleks Bima dilarang untuk beroperasi.

“Ini kan semua sudah disterilkan. Semua venue PON sudah harus steril. Tidak boleh pasar dadakan memaksakan. Karena ini kan bicaranya citra Kota Cirebon sebagai salahsatu venue PON. Semua sudah deadline, baik bangunan liar maupun pasar dadakan Minggu pagi, sudah tidak boleh,” ungkap Asep Dedi.

Ia menambahkan, pihaknya sebenarnya sudah memberikan batas waktu sampai 6 Agustus untuk para pemilik bangli membongkar bangunannya. Begitupun dengan pasar dadakan Minggu pagi.

Namun, dengan berbagai pertimbangan, pemkot memberi toleransi waktu hingga 17 Agustus kemarin.

“Pada 17 Agustus deadline bagi para pedagang mengosongkan bangunan itu,” kata dia.

Pihaknya juga, kata Asep Dedi, sudah menyiapkan lahan untuk relokasi para pedagang di bangli.

Rencananya, lokasi tersebut berada di dekat Padepokan Merpati Putih di kompleks olahraga Bima.

“Jumlahnya hanya sekitar 38 pedagang. Makanya kita siapkan tenda sejumlah itu. Tapi mereka inginnya menata sendiri, ini bisa dibicarakan,” katanya.

Di lahan relokasi itu, lanjut Asep Dedi, para pedagang selain kuliner, jenis dagangannya diharapkan agar menyesuaikan.

“Mereka agar beralih berjualannya. Kalau bengkel kan tidak sesuai. Silahkan jualannya kuliner ataupun lainnya yang berkaitan dengan aktivitas di Bima,” tuturnya.

Meski tak memberikan kompensasi, Asep Dedi mengatakan, pihaknya menyediakan mobil angkutan untuk para pedagang mengangkut material bangunan sisa bongkaran.

“Kita siapkan angkutan, apabila pedagang membutuhkan untuk mengangkut material,” kata pria berkacamata itu.

Ia mengingatkan kepada para pedagang agar bersama-sama menjaga ketertiban di kompleks pedagang Bima. Pengelola pasar dadakan Minggu pagi juga diminta untuk tidak memaksakan diri tetap berjualan.

“Kalau semrawut, yang malu kan warga Kota Cirebon. Makanya semua pihak harus bersama-sama menjaga. Mereka (pedagang pasar dadakan, red) warga Kota Cirebon bukan? Kalau warga kota, sudah seharusnya menjaga citra Kota Cirebon,” katanya.

Sebelumnya, Ketua Badan Komunikasi Ikatan Pedagang Kaki Lima (BKI-PKL) Kota Cirebon, Suhendi, mengatakan, sebagai pengelola pasar dadakan tersebut, sudah menyampaikan ke Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah (Disperindagkop UMKM) terkait penolakan untuk tidak berjualan.

“Kita dan pedagang sudah sepakat dan sudah disampaikan ke Disperindagkop UMKM, bahwa kita ingin tetap berjualan. Kita tidak berharap pemkot melarang untuk kita berjualan seperti biasanya,” ungkap Suhendi.

Bila pemkot melarang tak kurang dari 475 pedagang di pasar dadakan Bima pada Minggu pagi, Suhendi mempertanyakakan landasan regulasinya.

Pihaknya mengaku, pasar dadakan Bima pada Minggu pagi tidak akan mengganggu pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-XIX di Bima nanti.

“Toh kita hanya berjualan dari pukul 6.00-11.00,” katanya.

Ditambahkannya, pihaknya dan pedagang sudah bersepakat, apabila pemkot melalui Satpol PP melakukan pelarangan berjualan atau bahkan eksekusi pembubaran, pihaknya akan melakukan perlawanan.

“Bila dieksekusi, kita siap melawan,” katanya. (jri)

Sumber: