Jadwal Pemberangkatan Dimajukan, Calhaj Kecewa Pada Penyelenggara
Mereka menilai penyelenggara haji teledor dalam mempersiapkan keberangkatan para calon jamaahnya. Keteledoran penyelenggara haji, malah dikambinghitamkan ke Kedutaan Saudi Arabia.
Keluhan ini menjadi pemandangan di kantor Kemenag Kuningan, kemarin (10/8) pagi.
Beberapa calon mendatangi langsung kantor tersebut guna mempertanyakan keberangkatan yang dipercepat. Pasalnya mereka merasa belum persiapan matang jika harus dadakan berangkat.
“Ya betul saya ini masuk kloter 58 yang mestinya berangkat tanggal 30 Agustus nanti, tapi ternyata kemarin (9/8) sore diinformasikan harus berangkat bersamaan dengan kloter 5, hari ini. Ya kurang persiapan,” keluh salah seorang pria paruh baya yang menghindar tatkala hendak ditanyakan identitasnya.
Keluhan serupa dialami Hj Nining Kurnia, salah seorang calon jamaah haji asal Desa Caracas Kecamatan Cilimus. Perempuan yang sudah mendaftar 6 tahun lalu itu memilih untuk menunda keberangkatannya tahun depan.
Kemarin (10/9) siang, ia tampak menandatangani lembar surat penundaan keberangkatan ke tanah suci di kantor Kemenag.
”Yang namanya jamaah itu mau ke Mekah untuk beribadah. Ibadah itu butuh kenyamanan dan ketenangan. Butuh mental yang kuat. Jadwal sudah ditetapkan tanggal 30 malah dimajukan. Memangnya mau ke Cirebon atau ke Bandung,” ketusnya.
Nining yang juga mantan anggota DPRD ini merasa kasihan kepada calon jamaah yang lansia, sedang berada di luar kota atau belum halal bihalal bertemu keluarga.
Mereka seolah dipaksa untuk segera berangkat tanpa persiapan matang. Tak heran jika beberapa dari calhaj ada yang pingsan dan dilarikan ke rumah sakit.
“Tadi malam (kemarin malam, red) kan banyak yang pingsan dan ada beberapa diantaranya yang dibawa ke rumah sakit gara-gara kaget harus segera berangkat, padahal sudah dijadwalkan tanggal 30,” tutur Nining.
Kalaupun mau memaksa berangkat, lanjutnya, tanpa adanya pembimbing haji bisa berdampak kurang baik.
Ia sangat menyayangkan seolah penyelenggara haji hendak menyengsarakan calon jamaahnya.
“Ek nyangsarakan jamaah sugan (memangnya mau menelantarkan jamaah, red). Ditambah lagi ditakut-takuti nanti berangkatnya tahun depan atau dipindah ke kloter 6 atau 7 yang belum tentu ada sit kosong. Mental calon haji kan tambah ngedrop. Mereka kaget, mereka terombang-ambing,” ungkapnya.
Nining awalnya calhaj yang masuk KBIH (Kelompok Bimbingan Ibadah Haji) Manbaul Ulum. Ia tahu betul pada awalnya calhaj yang masuk KBIH Manbaul Ulum diinfokan berangkat tanggal 10 Agustus.
Diperjalanan, diinfokan kembali terdapat kelebihan calhaj yang mesti dipindahkan ke kloter 58. KBIH ini akhirnya mengalah sebagai bentuk pengorbanan.
“Sudah berkorban, mestinya kemenag koordinasi dengan yang di atas. Tarik paspornya. Tapi tiba-tiba kemarin sore jam 4 dapat kabar harus berangkat bareng kloter 5. Ini namanya, setelah berkorban malah dikorbankan. Berarti KBIH Manbaul Ulum dirusak. Padahal kan yang masuk kloter 58 itu bukan dari KBIH Manbaul Ulum saja. Saya tidak mau menyalahkan mekanisme di kedutaan Saudi Arabia. Mereka orang-orang pintar. Tapi ini Kemenag yang kurang sigap dan gegabah,” tudingnya.
Terpisah, Ketua Komisi IV DPRD, Tresnadi menyayangkan adanya kesemrawutan keberangkatan haji. Menurut politisi PDIP ini, masalah tersebut baru timbul tahun ini setelah berpuluh-puluh tahun tidak pernah terjadi. Dalam rangka penelusuran, pihaknya akan memanggil para pihak terkait.
“Memang kemenag itu lembaga vertical, tapi kan ini menyangkut orang banyak. Yang namanya haji itu itu mestinya kegiatan mahkota kemenag. Ini hajat besar. Masyarakat itu tidak semua terbiasa bepergian. Apalagi ini antar negara. Masalah ini jangan dianggap sepele,” tegasnya saat diwawancarai sejumlah media di gedung dewan.
Menurutnya, setiap orang itu berbeda-beda. Bagi mereka yang terbiasa bepergian, perubahan jadwal keberangkatan mungkin tidak jadi persoalan.
Terlebih hendak berangkat ke luar negeri. Dari sekian calhaj, kata dia, mungkin saja ada yang sedang di luar kota atau belum halal bihalal. Intinya persiapan harus matang, dibutuhkan mental yang kuat.
Sementara, Kasie Urusan Haji dan Umroh Kemenag Kuningan, Hamzah Rukmana beralasan, salah satunya akibat pemberlakuan elektronik haji (e-Hajj).
Kebijakan pemerintah Arab Saudi, yang diusulkan lebih dulu akan bisa menerima visa. Sedangkan yang belakangan, akan menerima pula visa belakangan.
Kenapa mengajukan kloter 5 terlebih dulu? dia menjelaskan, ini terkait dengan proses pengajuan paspor. Karena tahun lalu muncul kasus visa turun telat maka ketika Ramadan mengintruksikan agar daerah segera mengajukan.
“Makanya kami ajukan ketika sudah memenuhi syarat. Kanwil buru-buru mengajukan ke pusat agar tidak terjadi lagi visa turun telat. Setelah sampai ke kanwil, ternyata ditanya apakah sudah sesuai kloter belum ajuannya? Kami kaget karena ada yang terpisah jamaah dengan KBIHnya, ada yang suami dengan istri juga terpisah. Meski sudah kirim 4 orang ke kanwil untuk mengurusi itu, ternyata tak tuntas karena belum dikirim dari sininya,” jelas Hamzah dengan nada tidak mau disalahkan. (muh)
Sumber: