Pendiri Ponpes Khusnul Khotimah Wafat
Almarhum meninggal saat menjalani perawatan di Rumah Sakit Linggarjati Kuningan karena sakit.
Mantan pejabat Pemprov DKI Jakarta dan pejuang pendidikan Islam ini, tampak melayat di rumah duka, tokoh agama, mulai dari Ketua MUI, Ketua NU.
Serta tokoh ormas islam dan ribuan warga serta santri Husnul Khotimah dan Al Multazam, keluarga serta kerabat dari berbagai dan masyarakat setempat.
Pantauan di lapangan, almarhum H Sahal Suhana disalatkan di Masjid Al Husna Kampus Ponpes Husnul Khotimah untuk di sholatkan, jam 08.00 WIB dan di makamkan di area makam keluarga di komplek Ponpes Al Multazam, nampak ribuan pelayat menyaksikan proses pemakaman ini.
Semasa hidupnya, almarhum H Sahal Suhana, SH adalah sosok yang sangat luar biasa bagi kita semua, khususnya dunia pendidikan Islam di wilayah Kuningan.
Dari pejabat Pemprov DKI Jakarta menjadi sosok luar biasa membangun dan mengembangkan Pondok Pesantren Husnul Khotimah lalu diikuti dengan berdirinya Ponpes Al-Multazam.
Sosoknya yang tawadhu walaupun pejabat DKI, namun rumahnya yang cukup luas di Pondok Kelapa Jaktim digunakan untuk menampung mahasiswa Lipia yang dari luar kota.
Pensiun dini dari jabatannya di Pemprov DKI, diminta untuk menjadi caleg di Kabupaten Kuningan. Beliaupun mengemban amanah selama 1 periode. Selebihnya fokus membesarkan ponpes Husnul Khotimah.
Alumni pertama Husnul Khotimah, KH Addin Noer Lc alumni Mesir yang sekarang menjabat sebagai Mudir Ma\'had Al-Multazam dijadikan mantunya mendampingi Ustdzah Tita Eka Fuspita.
Untuk putri satunya lagi Ustdzh Titi Dwi Wulandari, beliau memilihkan KH. Abdul Rasyid Lc MAg alumni LIPIA menjabat sebagai ketua YPI AMHK sebagai pendamping hidup putrinya.
“Beliau adalah sosok pekerja keras, setelah sukses membangun Ponpes Husnul Khotimah diwakafkan untuk ummat, kemudian membangun kembali Ponpes Terpadu Al-Multazam dan Yayasan Peduli Anak Yatim Kuningan untuk dikelola oleh kedua menantunya,” kata Ustadz Achidin Noor.
Ditambahkan Achidin, beliau adalah orang yang ikhlas, selalu membakar catatan pengeluarannya dalam pembangunan Pondok Pesantren Husnul Khotimah agar beliau tidak mengingat besaran dana yang beliau keluarkan, sehingga diberi gelar oleh Pemerintah Kabupaten Kuningan sebagai Bapak Pendidikan.
“Beliau gigih dalam merintis Pondok Pesantren Husnul Khotimah, rela meninggalkan jabatannya di Jakarta untuk merintis dakwah di Kuningan dan mewakafkan pondok Pesantren Husnul Khotimah untuk umat,” tuturnya.(ale)
Sumber: