Pulihono Jadi Plt Ketua Golkar karena Netral
CIREBON – Wakil Sekretaris Bidang Pemenangan Pemilu DPD Partai Golkar Jawa Barat, Pulihono, resmi ditunjuk sebagai Plt ketua DPD Partai Golkar Kota Cirebon.
Keputusan itu sekaligus mematahkan spekulasi yang berkembang selama ini, bahwa Lili Eliyah SH MM, wakil sekretaris Bidang Tani dan Nelayan DPD Partai Golkar Jabar yang akan mendapat mandat itu.
Ketua DPD Partai Golkar Jabar, H Dedi Mulyadi SH mengatakan, penunjukan Plt ketua untuk DPD Partai Golkar Kota Cirebon merupakan suatu kebutuhan, demi keberlangsungan proses konsolidasi organisasi. Pasalnya, saat ini terjadi kekosongan kepengurusan.
“Penunjukan Plt ketua harus dilakukan, karena terjadi kekosongan. Disebabkan hasil musda yang draw antara dua calon itu (Suyono dan Toto Sunanto, red). Sehingga diperlukan Plt yang dianggap netral dan diambil dari pengurus provinsi,” ungkap Dedi, saat dihubungi melalui sambungan ponselnya, kemarin (1/8) sore.
Selain dianggap sebagai figur yang netral untuk ditempatkan di DPD Partai Golkar Kota Cirebon, Pulihono juga menempati struktural yang berkaitan dengan keorganisasi dan pemenangan pemilu.
Sehingga, lanjut Dedi, pihaknya memutuskan memberi mandat kepada Pulihono sejak beberapa hari lalu.
“SK sudah dikeluarkan. Dia pengurus provinsi wakil sekretaris bidang pemenangan pemilu. Memang itu tugasnya dia,” kata politisi yang juga bupati Purwakarta itu.
Dedi mengatakan, setelah ditunjuk menjadi Plt ketua, tidak banyak tugas yang diberikan kepada Pulihono.
Ia hanya ditugaskan untuk mengantarkan DPD Partai Golkar Kota Cirebon menggelar musda lanjutan, setelah pada musda 28 Juni lalu berujung deadlock, karena dua pasangan mendapat hasil sama, 4-4 setelah melalui dua kali voting.
“Tugasnya mengantarkan musda lanjutan saja. Mungkin pekan depan sudah bisa digelar musda lanjutannya,” kata politisi yang digadang-gadang akan mencalonkan diri di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jabar 2018 mendatang itu.
Tak hanya itu, Dedi mengaku yakin, pada musda lanjutan nanti, hasilnya tidak akan deadlock. Dipastikan Dedi, ada satu dari dua nama calon yang akan terpilih sebagai ketua DPD Partai Golkar Kota Cirebon.
“Gampang. Tidak akan deadlock. Sudah saya hitung tidak akan deadlock hasilnya,” kata Dedi.
Lantas, dimana musda lanjutan akan digelar? Dedi mengaku, pihaknya belum bisa memastikan. Tapi, tiga daerah yang dimungkinkan menjadi tempat untuk digelarnya musda lanjutan, yaitu Cirebon, Bandung, dan Purwakarta.
“Kita lihat nanti, bagaimana yang terbaik. Bisa di Cirebon, bisa di Bandung atau bisa juga di Purwakarta,” katanya.
Sebelumnya, dinamika politik yang terjadi di Partai Golkar menyedot perhatian banyak pihak di luar partai yang identik dengan warna kuning itu. Salahsatunya pemerhati politik Cirebon, Sutan Aji Nugraha.
Ia menilai, dinamika Partai Golkar pascamusda semakin tak jelas arahnya. “Dinamikanya semakin tidak jelas,” kata dia.
Terkait batalnya Lili menjadi Plt ketua DPD Partai Golkar Kota Cirebon, Aji sudah mengaku sudah memprediksi jauh-jauh hari.
Menurutnya, langkah politik Lili sebagai salahsatu politisi senior, tidak mencerminkan senioritasnya.
“Strategi politiknya tidak sistematis dan canggih. Masih strategi era dulu. Seharusnya Lili bisa memainkan irama, bukan dengan memihak ke salahsatu kubu pada saat musda dan setelah itu dia menunjukkan hasratnya untuk jadi Plt ketua, tapi akhirnya gagal,” tuturnya.
Pria yang juga penulis buku Bunga Rampai Sang Ideolog itu menilai, batalnya Lili jadi Plt ketua didasari oleh sikap politiknya ketika di musda yang dianggap tidak netral, walau dia berstatus pengurus DPD Partai Golkar Jabar.
“Pak Dedi itu cerdas. Dia punya kepentingan untuk Pilgub Jabar dan tidak ingin Partai Golkar di daerah gaduh terus. Kalau Lili jadi Plt ketua, pastinya akan gaduh terus di Golkar Kota Cirebon. Makanya ditunjuklah orang yang netral. Saya kira itu tepat,” katanya. (jri)
Sumber: