Supir Bus Protes Travel Ilegal Makin Menjamur

Supir Bus Protes Travel Ilegal Makin Menjamur

Karyawan PO Luragung Jaya Ancam Unjuk Rasa 

LURAGUNG - Kendaraan angkutan masyarakat jenis travel berpelat nomor polisi hitam, kian marak di wilayah Kuningan.
\"supir
Supir bus Luragung Jaya. Foto: Aleh/Rakyat Cirebon

Masyarakat pengguna angkutan transportasi publik ini, tak lagi melihat jenis kendaraan yang akan ditumpanginya resmi atau tidak, yang terpenting cepat sampai tujuan.

Hal tersebut membuat sejumlah sopir angkutan umum jenis bus di wilayah Kuningan mengeluhkan keberadaan angkutan ilegal berpelat hitam yang masih beroperasi di kota tersebut. Mereka meminta angkutan ilegal tersebut segera ditindak tegas.

\"Pasti kami merasa terganggu karena mereka sering mengambil penumpang kami. Dengan adanya mereka, kami jadi kesulitan mendapatkan penumpang,\" ujar Tedi Zulkarnaen, seorang sopir Bus Luragung Jaya, saat ditemui kantor PO Bus Luragung Jaya, kemarin (18/7).

Tedi mengatakan, sopir angkutan ilegal tersebut mengantar atau menjemput penumpang hingga ke pelosok desa untuk menarik penumpang menuju Jakarta. Dia bersama sopir bus lainnya tidak dapat berbuat banyak saat mengetahui keberadaan angkutan ilegal tersebut.

\"Kami tidak bisa apa-apa karena tidak ada wewenang yang menegur, apalagi melarang mereka. Kami berharap dinas perhubungan dan polisi bisa menindak,\" pintanya.

Keluhan serupa diutarakan pengurus PO Luragung Jaya, Indra Jatnika. Menurut dia, angkutan ilegal marak di Kabupaten Kuningan.

Apalagi pada musim lebaran kemarin jumlahnya mencapai satu ribu lebih travel gelap yang masuk ke Kuningan, memanfaatkan warga Kuningan yang mudik maupun balik lagi ke tempat perantauan dengan tujuan wilayah Jakarta dan sekitarnya.

\"Hari-hari biasa juga ada. Tapi, biasanya paling banyak pada Sabtu dan Minggu, jika tidak ada tindakan tegas dari aparat hukum atau Pemkab Kuningan, kami akan melakukan mogok dan mendatangi kantor bupati Kuningan,\" ujarnya.

Pemantauan dilapangan, travel pelat hitam ini berjenis minibus keluaran tahun anyar, seperti mobil merek Avanza, Xenia, Innova, luxio, grand max dan APV menjadi santapan para pengguna jasa transportasi ini.

Aktivitas para sopir dan kernet travel tidak sama seperti angkutan transportasi resmi bus penumpang. Mereka hanya menunggu di pinggir jalan, calon penumpang yang datang.

Setelah menyepakati ongkos perjalanan, mereka baru berangkat, kendati tidak merasa khawatir bila travel gelap ini akan berbahaya bagi penumpang di dalamnya.

Keberadaan travel gelap yang marak di Kabupaten Kuningan ini, membuat angkutan resmi kehilangan penumpangnya.

Bus dan travel hanya bisa mencari penumpang di dalam terminal, sedangkan penumpang di jalan sudah “dimakan” travel gelap.

“Sekarang susah cari penumpang di terminal. Di jalan banyak yang sudah naik travel gelap, jika dibiarkan kasihan terhadap angkutan umum dan travel yang resmi, banyak yang gulung tikar,” tutur Indra. (ale)

Sumber: