Pasukan Adat Keraton Kasepuhan Iringi Ziarah Tunggak Jati Leluhur Desa Purwawinangun
ZIARAH. Ziarah Tungak Jati Leluhur lazim dilakukan di pedesaan guna mengenang kiprah dan keteladanan para pendiri desa setempat. Seperti yang dilakukan masyarakat Desa Purwawinangun, Jumat (7/11). Dengan antusias, mereka menziarahi sejumlah makbarah. FO--
CIREBON - Masyarakat Desa Purwawinangun Kecamatan Suranenggala Kabupaten Cirebon tidak melupakan jasa pendiri desa mereka. Lewat ziarah Tunggak Jati Leluhur, mereka melalukan nyekar agung ke makam para pendiri dan sesepuh desa, Jumat (7/11).
Ziarah Tunggak Jati Leluhur menjadi salah satu cara masyarakat Desa Purwawinangun tetap terhubung dengan leluhur. Mereka datang ke persinggahan terakhir para leluhur seraya mendoakan segala kebaikan kepada para pendahulu.
Menariknya, selama proses nyekar agung berlangsung, masyarakat Desa Purwawinangun yang dipimpin langsung oleh sang kuwu diringi pasukan adat dari Keraton Kasepuhan. Pasukan ini diutus langsung oleh Sultan Aloeda II, R Rahardjo Djali Ak MASc CMA CFA sebagai bentuk pengayoman kepada masyarakat.
Adapun pasukan yang diterjunkan ialah pengawal, prajurit panyutra, pasukan badak, dan ki pemayung yang dimpimpin Patih Sepuh Keraton Kasepuhan Cirebon, P Panji Jaya Prawirakusuma.
Keuwu Purwawinangun, Sulaeman mengatakan, munjung buyut dilakukan sekali dalam setahun. Agendanya ialah nyekar ke sejumlah makbarah. Antara lain Makbarah Ki Citro, Makbarah Ki Bratayuda, Makbarah Pasar Celancang dan Makbarah Ki Kusumo.
Di tempat-tempat tersebut, masyarakat melantunkan tawasul dan doa bersama. Uniknya, sebagian masyarakat juga membawa hasil bumi mereka sebagai bentuk rasa syukur pada acara tersebut.
Prosesi nyekar agung dilakukan berjalan kaki dimulai dari balai desa kemudian menuju makbarah yang berbeda-beda lokasi. Terik matahari tak menggugurkan semangat mereka meski harus menempuh jarak berkilo-kilo meter.
Sementara itu, Patih Sepuh Keraton Kasepuhan, P Panji Jaya Prawirakusuma mengatakan, menyambut baik gelaran munjung buyut di Desa Purwawinangun. Hal itu sebagai bentuk pelestarian adat. Sebab munjung buyut telah menjadi agenda adat di Cirebon.
"Suatu kebanggaan bagi kami dimana peran adat di Desa Purwawinangun hampir sama dengan Desa Mertasinga, Desa Mayung, Desa Sirnabaya dan Desa Buyut. Setiap tahun ada uparaca adat atur bhakti glondong pengareng-areng yang sekarang dilaksanakan," ujar Panji.
Panji menambahkan, Keraton Kasepuhan mendukung penuh segala kegiatan yang berkaitan dengan adat. Sebab, penjaga adat sesungguhnya ialah masyarakat itu sendiri yang mempraktikan adat dalam keseharian mereka.
Menurut Panji, acara semacam itu perlu dilestariakan dan melibatkan banyak unsur sehingga dapat mencipta kecintaan masyarakat kepada para pendiri desa sekaligus menjalin keguyuban antar masyarakat. (wan)
Sumber: