Enam Alasan Kuat, Gus Zulfa Layak Mengemban Amanah Pjs Ketua Umum PBNU Masa Bhakti 2025-2026

Enam Alasan Kuat, Gus Zulfa Layak Mengemban Amanah Pjs Ketua Umum PBNU Masa Bhakti 2025-2026

JELASKAN. Jika Ketum PBNU Gus Yahya mundur, Gus Zulfa Layak Mengemban Amanah Pjs Ketum PBNU Masa Bhakti 2025-2026. FOTO : IST/RAKYAT CIREBON--

RAKYATCIREBON.DISWAY.ID - Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, diminta mengundurkan diri dalam waktu 3 x 24 jam terhitung sejak 20 November 2025. Didasarkan pada hasil Rapat Harian Syuriah PBNU dibawah Rais Aam KH Miftachul Akhyar.

Keputusan ini muncul akibat beberapa pertimbangan. Termasuk isu diundangnya narasumber yang dianggap terkait Zionisme dan dugaan pelanggaran tata kelola keuangan organisasi.

Jika Gus Yahya mundur atau diberhentikan, Pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia, KH Imam Jazuli Lc MA angkat bicara. Menurutnya secara organisatoris, penunjukan Pjs Ketua Umum PBNU akan mengikuti Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) NU.

"Mengingat posisi KH Zulfa Mustofa atau Gus Zulfa saat ini adalah salah satu Wakil Ketua Umum PBNU, maka beliau berada dalam struktur kepengurusan tertinggi yang sah dan logis untuk mengisi posisi sementara tersebut," katanya, Sabtu (22/11).

BACA JUGA:Angka Penduduk Miskin Ciayumajakuning di Atas Rata-rata

"Setidaknya hingga diselenggarakannya mekanisme organisasi yang lebih permanen seperti Muktamar Luar Biasa atau Muktamar berikutnya," lanjutnya.

Kata KH Imam Jazuli ada beberapa alasan, Gus Zulfa layak memegang estafet Pjs Ketua Umum PBNU untuk menuntaskan masa bhakti 2026-2027.

Pertama, track-record atau pengalaman organisasinya. Gus Zulfa memiliki rekam jejak kepengurusan yang matang, termasuk kiprahnya di GP Ansor dan berbagai jabatan di Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta sebelum menjabat sebagai Waketum PBNU.

Selain itu, lanjutnya, Gus Zulfa pernah aktif di lembaga Bahtsul Masail (LBM) PBNU, sebuah forum penting di NU yang membahas masalah-masalah keagamaan kontemporer, sebelum ditarik ke jajaran Tanfidziyah.

Kedua, kapasitas keilmuannya. Gus Zulfa dikenal sebagai ahli Ushul Al-Fiqh dan penyair ulung, dianugerahi gelar Doktor Honoris Causa di bidang Ilmu Arudl (sastra Arab) dari UIN Sunan Ampel Surabaya. Latar belakang keilmuannya yang kuat dari pesantren (beliau masih dzuriyah Syekh Nawawi al-Bantani) membuatnya disegani di kalangan ulama dan santri.

Keahliannya dalam bidang istinbath al-ahkam (penetapan hukum Islam) diakui secara luas, dan ini didapatkannya secara bertahap. Mulai dari pendidikannya di Pesantren Mathali’ul Falah, Kajen, selama enam tahun (1990-1996) hingga praktik langsung.

" Bagaimana melakukan pengambilan dan penetapan hukum Islam di lembaga-lembaga otoritatif, seperti NU dan MUI," katanya.

Selain itu, pemikiran dan kontribusi ilmiah dalam bidang hukum Islam dituangkannya dalam kitab-kitabnya yang sangat berbobot. Sebut saja Kitab Diqqat al-Qannash (2020). Isinya mengupas secara jelas pandangan al-Imam al-Syafi’i tentang tata cara penetapan hukum fiqh.

Teori-teori Ushul al-Fiqh dan implementasinya dalam pembuatan fatwa dielaborasi olehnya dengan sangat gamblang dan komprehensif dalam karyanya al-Fatwa wa-ma Yanbaghi li al-Mutafaqqih Jahluhu (2020).

"Karyanya yang juga sangat penting adalah Dlawabith Bahtsil Masa’il wa al-Ifta’ ‘inda Nahdlatil ‘Ulama’ (2022). Kitab ini mengupas kaidah-kaidah yang digunakan oleh para kyai NU dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan keagamaan dalam Bahtsul Masa’il dan pembuatan fatwa," terang KH Imam Jazuli.

Ketiga, pandangannya yang moderat dan kebangsaan. Beliau kata KH Imam Jazuli, sering menekankan pentingnya menjaga jarak NU dari politik praktis serta teguh pada tanggung jawab agama dan kebangsaan, sejalan dengan prinsip-prinsip dasar NU.

Keempat, kemampuan berkomunikasi. Beliau kerap menjadi narasumber dalam berbagai forum dan seminar, menunjukkan kemampuannya dalam mensosialisasikan visi dan misi NU kepada publik.

Kelima, punya kelebihan di bidang syair arab. Pada kitab-kitab yang ditulisnya termuat sya’ir-sya’ir Arab yang sangat indah dan bermakna. Sebagai contoh, dalam kitab Tuhfat al-Qashi wa al-Dani fi Tarjamat al-Syaikh Muhammad Nawawi ibn ‘Umar al-Bantani (2021) yang berisi biografi lengkap al-Syaikh Nawawi.

"Kyai Zulfa yang merupakan cucu keponakan tokoh besar tersebut menyajikan syair-syair Arab yang menggambarkan berbagai aspek dari al-Syaikh Nawawi," tuturnya.

Keenam, beliau dikenal figur yang Kompromi. Latar belakang keilmuannya yang kuat dan sikap moderat, Gus Zulfa dapat menjadi figur yang diterima oleh berbagai faksi atau pandangan berbeda di internal NU.

"Itu sangat dibutuhkan di masa transisi atau krisis kepemimpinan Menuju Muktamar Luar Biasa (MLB NU)," katanya.

BACA JUGA:Riparkab dan Tiga Raperda Lainnya Gagal Disahkan

Artinya, kata KH Imam Jazuli, dengan latar belakang dan kelebihan tersebut, KH Zulfa Mustofa memiliki modal sosial dan kapasitas kepemimpinan yang kuat. Pengalamannya di jajaran Syuriyah dan Tanfidziyah membuatnya memahami seluk beluk organisasi secara komprehensif.

"Faktor-faktor tersebut menjadikannya layak tidak hanya sebagai Pjs Ketum, tetapi juga sebagai salah satu kandidat potensial untuk maju sebagai Ketua Umum definitif pada Muktamar NU ke-35 mendatang," katanya.

"Potensi ini semakin menguat apabila dalam masa jabatannya sebagai Pjs--jika terjadi, beliau mampu mengelola dinamika internal organisasi dengan baik dan mengembalikan marwah PBNU sesuai khittah yang diamanatkan para kiai," tukasnya. (zen)

Sumber: