Sukseskan Program MBG, Se Indonesia Ada 14.773 SPPG Melayani 42,8 Juta DPM

Sukseskan Program MBG, Se Indonesia Ada 14.773 SPPG Melayani 42,8 Juta DPM

SIMBOLIS. Wakil Ketua SPPI, Marsdya TNI Samsul Rizal SIP MTr (Han), meresmikan SPPG Pegambiran III, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Kamis (27/11). FOTO : ZEZEN ZAENUDIN ALI/RAKYAT CIREBON--

*** SPPI Targetkan Percepatan Layanan Gizi di Cirebon

CIREBON, RAKYATCIREBON.DISWAY.ID — Program Makan Bergizi Gratis (MBG), menunjukan tren positif. Menjelang akhir November 2025, sebanyak14.773 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) telah beroperasi. Tersebar, di 38 Provinsi.

Dari total keseluruhan jumlah SPPG, sebanyak 42,8 juta Daftar Penerima Manfaat (DPM) terlayani. Itu setara dengan 56 persen dari yang ditargetkan. Data tersebut, sesuai dengan laporan resmi Badan Gizi Nasional (BGN).

Demikian disampaikan Wakil Ketua Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI), Marsekal Madya TNI Samsul Rizal SIP MTr (Han), usai menghadiri peresmian SPPG Pegambiran III di Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Kamis (27/11).

"Berdasarkan data resmi dari BGN, jika target nasional 82 juta DPM, ini sudah mencapai 56 persen target nasional," ungkapnya, kepada Rakyat Cirebon

Saat ini portal BGN sementara ditutup untuk menyelesaikan verifikasi titik-titik SPPG yang sudah terdaftar. “Kami ingin memastikan seluruh data yang masuk valid dan prosesnya berjalan baik,” tegasnya.

Pria kelahiran Februari 1969 itu menyinggung sejumlah persoalan program MBG yang sempat muncul di lapangan. Kata dia, semuanya telah berhasil diatasi melalui rapat koordinasi lintas kementerian.

"Bapak Presiden mengintruksikan agar seluruh kendala dapat ditangani. Pemerintah telah menggelar rapat koordinasi lintas kementerian, termasuk Kemenko Pangan dan Kementerian Kesehatan," katanya.

"Sehingga semua persoalan terkait dengan pelaksanaan di lapangan bisa kita kolaborasikan," terangnya.

Untuk menghindari kejadian serupa, SPPG yang didirikan harus memenuhi standar yang diberlakukan. Lulusan terbaik Akademi Angkatan Udara itu memastikan setiap SPPG yang telah dinyatakan terverifikasi, sudah memenuhi seluruh standar sertifikasi.

Sebelum BGN memverifikasi, prosesnya melibatkan Dinas Kesehatan disetiap daerah. Keterlibatan Dinkes, kata Samsul, untuk memastikan kelayakan dengan dikeluarkannya Sertifikasi Laik Higiene Sanitary (SLHS). Selain itu, pengawasan harian juga dilakukan oleh koordinator wilayah.

“Ini untuk memastikan setiap aktivitas SPPG tetap sesuai aturan,” jelasnya.

Penanggung jawab Yayasan Muala Hoedi Makayasa, SPPG Pegambiran III, Suci Murniati, mengatakan program MBG tidak hanya fokus pada peningkatan gizi anak, tetapi juga pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal, terutama pelaku UMKM.

"Kita akan melibatkan semua lini usaha dari UMKM untuk memacu pertumbuhan ekonomi," katanya.

Ia menjelaskan, yayasannya memilih lokasi SPPG di wilayah Pronggol, Pegambiran, Kecamatan Lemahwungkuk Kota Cirebon, bukan tanpa alasan. Pasalnya, dikawasan tersebut angka stunting nya cukup tinggi.

"Kami memilih dapur di sini karena tingkat stunting masih tinggi. Targetnya mampu meningkatkan gizi anak-anak Indonesia dan menurunkan stunting secara signifikan," imbuhnya.

Ia menambahkan, SPPG di Pronggol setiap hari akan melayani antara 2.438 hingga 2.834 penerima manfaat dari 24 TK dan PAUD, 10 SD, 3 SMP, dan 1 SMK. Seluruh tenaga kerja yang dilibatkan berasal dari masyarakat setempat.

"100 persen tenaga kerja adalah warga sekitar, dan semua bahan dipasok UMKM lokal," tegasnya.

Ia berharap, program MBG menjadi terobosan besar dalam meningkatkan kualitas gizi pelajar, memperkuat ketahanan pangan, dan mendorong ekonomi daerah berbasis pemberdayaan masyarakat. (zen)

Sumber: