Dikepung 21 Sungai Bersedimen Tebal, Banjir Ancam Kabupaten Cirebon Setiap Musim Hujan

Dikepung 21 Sungai Bersedimen Tebal, Banjir Ancam Kabupaten Cirebon Setiap Musim Hujan

Desa Wanakaya Gunung Jati Kabupaten Cirebon, hingga Senin pagi (15/12) masih terendam banjir. FOTO : IST/RAKYAT CIREBON--

CIREBON, RAKYATCIREBON.DISWAY.IDBanjir besar yang berulang kali melanda Kabupaten Cirebon. Diprediksi bukan sekadar bencana musiman, melainkan ancaman jangka panjang.

Penyebabnya, puluhan sungai yang mengalir di wilayah Kabupaten Cirebon mengalami sedimentasi parah dan kehilangan daya tampung air.

BACA JUGA:Donat Bermotif Batik, Cara Perempuan Cirebon Merayakan Hari Ibu

Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon mencatat, sedikitnya terdapat 21 aliran sungai yang tersebar hampir di seluruh kecamatan. Saat intensitas hujan meningkat, sungai-sungai tersebut kerap meluap dan menggenangi permukiman warga.

Ironisnya, hampir setiap wilayah langganan banjir memiliki sungai sendiri. Itu menjadi “penyuplai” genangan air.

Beberapa sungai yang sering memicu banjir, di antaranya Sungai Winong dan Duan Kalong. Kerap meluap dan merendam Kecamatan Klangenan, khususnya Desa Jemaras Kidul, Slangit, dan Kreo.

Sungai Cipager juga menjadi langganan meluap hingga menggenangi Kecamatan Tengah Tani, Talun, dan Weru.

BACA JUGA:Sepanjang 2025, BPBD Catat 160 Kejadian Bencana

Sementara itu, kombinasi Sungai Winong dan Bluwukan sering membanjiri Kecamatan Panguragan dan Suranenggala. Tak jauh dari sana, Sungai Wangan Ayam menjadi ancaman serius bagi Kecamatan Susukan karena debit airnya yang tinggi saat hujan lebat.

Wilayah Kecamatan Gunung Jati tercatat sebagai salah satu daerah terdampak paling parah. Kecamatan ini menjadi muara aliran dari sejumlah sungai, yakni Sungai Bondet, Pekik, Condong, Bandil, dan Sungai Sipe.

“Masih ada Sungai Jonggol di Kecamatan Gegesik. Kemudian Sungai Singaraja dan Sungai Singaratu di Kecamatan Lemahabang. Untuk Sungai Ciduan, dampaknya bisa meluas hingga Kebarepan, Plered, dan Gamel,” ujar Sekretaris BPBD Kabupaten Cirebon, Syamsul Huda, Senin 15 Desember 2025.

Syamsul menambahkan, di wilayah timur Cirebon terdapat Sungai Ciberes. Itu pun sama. Rutin menyebabkan banjir di Kecamatan Waled dan Gebang. Sedangkan Sungai Kulon menjadi penyumbang banjir utama di Kecamatan Arjawinangun, bahkan berdampak hingga Kecamatan Tengah Tani dan Plumbon.

Ancaman banjir juga datang dari Sungai Cisanggarung dan Cijangkelok yang dikenal memiliki luapan besar dan berpotensi merendam Kecamatan Pasaleman, Babakan, dan Losari. Sungai Kalijaga pun tak kalah berbahaya karena luapannya kerap menggenangi Kecamatan Mundu.

“Di wilayah yang berdekatan juga terdapat Sungai Kalilunyu, Cipugur, Cikuprit, Sungai Posong, dan Sungai Jamblang. Semua sungai ini tidak bisa dianggap remeh,” tegasnya.

BACA JUGA:Wacana Pilkada Lewat DPRD, Kritik Keras terhadap Partai Politik

Sayangnya, upaya normalisasi sungai bukan berada di kewenangan pemerintah daerah. Menurut Syamsul, tanggung jawab tersebut berada di bawah Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), sementara BPBD Kabupaten Cirebon hanya dapat bergerak pada penanganan pascabencana.

“Selama sedimentasi belum ditangani serius, potensi banjir besar akan terus mengintai Kabupaten Cirebon,” pungkasnya. (zen)

Sumber: