RAKYATCIREBON.ID, JAKARTA – Sebuah video Anies Baswedan yang mengatakan akan menindak keras kelompok intoleran jika dirinya jadi presiden, viral di media sosial (medsos).
Dilihat dari video tersebut, tampak Anies Baswedan sdang pidato di atas mimbar.
Anies Baswedan lantas menyinggung pihak yang disebutnya manusia intoleran.
“Manusia yang intoleran, manusia yang memilih kekerasan akan selalu ada,” ujar Anies Baswedan seperti dikutip FIN dari akun Twitter Tukangrosok_, pada Senin (9/5/2022).
Menurut Anies, hanya ada dua pilihan bagi masyarakat. Apakah ingin mendiamkan kaum intoleran atau menindak mereka.
“Pilihan kita adalah mendiamkan mereka atau menindak mereka,” lanjut Anies Baswedan.
Anies pun menegaskan, apabila dirinya terpilih menjadi presiden, maka dirinya akan menindak keras manusia-manusia intoleran tersebut.
“Jika saya presiden, saya akan menindak dengan amat tegas, amat keras!,” tegas Anies.
Seperti diketahui, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan digadang-gadang maju pada Pilpres 2024 mendatang.
Budayawan Mohamad Sobary menyebut Anies Baswedan sebagai orang yang tidak pandai bekerja.
Selain itu, Sobary juga mengatakan Tuhan tidak membimbing Anies Baswedan.
Sobary menyoroti upaya yang dilakukan Anies demi cita-cita politiknya.
“Bagi saya, kalau seseorang begitu mati-matian untuk mencapai cita-cita politik, ahli-ahli agama bilang, kalau begitulah watak manusia, Tuhan boleh mengizinkan barangkali. Tapi Tuhan tidak akan membimbing dia (Anies, Red) lebih lanjut,” ujar Mohamad Sobary seperti dikutip dari channel Youtube Refly Harun pada Jumat (6/5/2022).
Sebenarnya, ini adalah video lama. Oleh Channel Youtube Refly Harun diunggah pada 25 Desember 2021.
Namun, belakangan ucapan Sobary tersebut kembali viral di media sosial.
Dalam tayangan itu, Sobary juga membeberkan perjalanan karir Anies Baswedan menjadi rektor di Universitas Paramadina.
Menurut Sobary, Anies Baswedan mendapatkan jabatan rektor dengan cara culas.
Sobary mengatakan, tadinya jabatan Rektor Paramadina sudah dimenangkan oleh Yudi Latif. Tetapi direbut oleh Anies.
“Masuknya Anies ke Paramadina itu ngerebut jabatannya Yudi Latif. Bagi saya itu nyoreng,” tegas Sobary.
“Nah, Yudi Latif itu sudah terpilih, tapi dianulir oleh yayasan. Yayasan itu ada di antaranya Anies bilang itu pamannya. Yayasan itu menganulir kemenangan Yudi Latif untuk kemudian diberikan kepada Anies. Namun saya tahu, andaikata Rektornya Yudi Latif, jauh lebih mentereng,” bebernya.
Sobary terang-terangan menyebut Anies pernah menjadi anak buahnya di The Partnership of Goverment Reform.
“Dia itu dulu anak buah saya dan tidak pandai bekerja. Anies juga bukan tipe pembohong. Bukan. Tapi dia terampil memainkan sesuatu. Kalau dia ambisius ya. Dan didukung oleh siapapun dia mau. Anies itu penerima manfaat yang tidak tahu etika,” pungkasnya. (fin)