Bagian atapnya bertipe malang semirang dengan genteng sebagai bahan penutupnya. Bangunan seperti ruang terbuka ini memiliki konsep kosmologi, yaitu berupa kesatuan terhadap alam sekitar.
Pada perkembangan selanjutnya, terdapat bangunan Siti Inggil, museum benda kuno, dan sejumlah bangunan bersejarah lainnya.
Siti Inggil dikelilingi tembok bata merah dengan pasangan piring keramik dan pintu masuk berupa candi khas budaya Hindu. Bangunan museum kuno menggunakan tembok bata yang tertutup hingga ke atap.
Terdapat pula Pintu Buk Bacem yang dibingkai dengan gapura berciri khas kebudayaan Gujarat dari India, yaitu berupa lekungan. Ada juga piring/cawan yang ditempelkan sebagai ornamen, mengadopsi kebudayaan Cina.
Perpaduan berbagai unsur ini menunjukkan bahwa arsitektur Kraton Kasepuhan Cirebon merupakan akulturasi dari budaya Jawa/Hindu, Gujarat (India), hingga Cina. (*)