Gus Imin Napak Tilas ke Makam Sunan Gunung Jati Cirebon, Ingatkan Lagi Dakwah Islam yang Ramah dan Damai

Gus Imin Napak Tilas ke Makam Sunan Gunung Jati Cirebon, Ingatkan Lagi Dakwah Islam yang Ramah dan Damai

Ketua Umum PKB, Abdul Muhaimin Iskandar berziarah ke Makam Sunan Gunung Jati Cirebon. FOTO: ZEZEN ZAENUDIN ALI/RAKYAT CIREBON--

RAKYATCIREBON.ID, CIREBON -- Ketua Umum PKB, Abdul Muhaimin Iskandar mengawali Tour de Walisongo ke Cirebon. Yakni ke Makam Syekh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati, Jumat (8/9).

Gus Imin--sapaan untuknya datang tidak sendiri, ia membawa rombongan DPP PKB dari Jakarta. Sebelum berziarah, Gus Imin melaksanakan salat Jumat terlebih dulu di Masjid Makam Sunan Gunung Jati.

Pria yang telah dipasangkan dengan Anies Baswedan dibursa Pilpres itu mengaku, ada alasan kenapa makam Syekh Syarif Hidayatullah menjadi kunjungan pertamanya.

"Ini tempat pertama, tour de Walisongo. Karena beliau adalah ulama, wali sekaligus raja. Beliau adalah pembawa Islam pendakwah sekaligus pembangun negara," kata Gus Imin, kepada sejumlah awak media.

BACA JUGA:  Pengembalian Pusaka Cirebon oleh Belanda Tanpa Paksaan, Segan dengan Kharisma Sunan Gunung Jati

Menurutnya, Sunan Gunung Jati telah sukses menyatukan ajaran Islam dengan tradisi dan budaya lokal setempat. Sehingga dalam perjalanan dakwahnya itu, tidak pernah ada benturan antara ajaran Islam dengan ajaran tradisi budaya lokal.

"Itulah yg disebut asimilasi sukses, sehingga terbentuk lah Islam Indonesia ini yang damai, ramah yang disebut dengan rahmatan lil alamin. Atau orang menyebut Islam nusantara," tuturnya.

Dari kesuksesan itulah, pihaknya melakukan prioritas untuk Cirebon. "Kita napak tilas kesini. Kita ini sudah dibangunkan pondasinya, oleh para wali. Tinggal kita jangan berantem," katanya.

BACA JUGA:
8 Tahun Lalu, Danrem 063/SGJ yang Baru Sudah Ingin Ziarah ke Makam Sunan Gunung Jati

Kedamaian ini penting untuk terus disuarakan. Terlebih menjelang pesta demokrasi di 2024 nanti. Apa yang telah diajarkan Sunan Gunung Jati, harus bisa diterapkan dalam membangun Indonesia kedepan.

"Tidak ada cebong kampret, ngga ada lagi kanan kiri. Semua anak bangsa. Semua memiliki kesempatan yang sama, bahu membahu melanjutkan persatuan dalam pembangunan," pungkasnya. (zen)

Sumber: