Kondisi Makam Sunan Gunung Jati Lebih Tertib Dari Peminta-minta
KONDISI. Kawasan Makam Sunan Gunung Jati, lebih tertib dari peminta-minta setelah Pemkab melakukan penertiban. FOTO : ZEZEN ZAENUDIN ALI/RAKYAT CIREBON--
CIREBON, RAKYATCIREBON.DISWAY.ID – Penataan kawasan Makam Sunan Gunung Jati Kabupaten Cirebon menunjukkan perkembangan positif. Meski tidak banyak berubah secara fisik, area makam kini terlihat lebih rapi dan tertib. Terbebas dari peminta-minta.
Kotak amal memang masih berjajar dari pintu masuk hingga ke atas. Namun sudah tidak lagi dijaga secara langsung. Pun demikian dengan peminta-minta atau pengemis yang bisanya berjajar disekitar area Makam Sunan Gunung Jati.
Yang cukup mencolok, keberadaan sejumlah petugas dari unsur Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan aparat kepolisian di sekitar area Makam Sunan Gunung Jati.
Kehadiran mereka bertujuan menjaga kenyamanan dan keamanan para peziarah, sekaligus menertibkan keberadaan pengemis di kawasan Makam Sunan Gunung Jati yang kerap dikeluhkan peziarah.
Kepala Satpol PP Kabupaten Cirebon, H Imam Ustadi SSi MSi penertiban ini sudah dilakukan sejak Juni 2025 atas arahan Bupati Cirebon, Ketua DPRD, serta Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) bersama perangkat desa dan pihak Keraton.
"Penertiban peminta-minta atau pengemis di Makam Sunan Gunung Jati dilakukan agar para peziarah merasa nyaman dan tidak terganggu. Para pengemis kami minta untuk tidak berada di area makam, karena menimbulkan ketidaknyamanan," jelas Imam.
Harus diakui, keberadaan pengemis di Makam Sunan Gunung Jati, menimbulkan citra negatif bagi Cirebon. Kerap memaksa dan menimbulkan ketidaknyamanan peziarah saat melakukan wisata religi.
Hingga kini, penjagaan masih berlangsung. Satpol PP sendiri secara rutin menurunkan delapan personel setiap harinya. Penjagaan difokuskan pada titik-titik strategis, termasuk area depan dan bagian dalam kompleks makam.
Imam menyebutkan bahwa pihaknya juga telah mendirikan posko di sekitar kawasan Makam Sunan Gunung Jati untuk mendukung kegiatan pengamanan.
Disinggung sampai kapan penjagaan akan berlangsung, Imam mengatakan belum ada tenggat waktu yang pasti.
"Ini proses jangka panjang. Yang penting saat ini adalah menjaga ketertiban dan kenyamanan. Kami berharap kesadaran masyarakat juga tumbuh untuk menjaga kesakralan dan kenyamanan area makam," tambahnya.
Ia juga menegaskan bahwa pengelolaan kotak amal tetap dilakukan oleh pihak terkait. Bedanya tanpa penjagaan langsung. Para peziarah dapat menyalurkan amal secara mandiri ke kotak-kotak yang telah disediakan.
Pasca penertiban, terang Imam sejumlah tokoh dan pejabat telah mengunjungi area makam. Termasuk Bupati Kuningan dan perwakilan dari kementerian, yang turut mengapresiasi perubahan positif di kawasan tersebut.
Penertiban dan penataan ini merupakan kolaborasi antara pemerintah daerah, keraton, Forkopimda, dan Pemerintah Desa Astana sebagai bentuk perhatian terhadap pelestarian nilai budaya dan religi di Cirebon. (zen)
Sumber: