Penertiban Pengemis di Gunung Jati Dinilai Percuma, Kok Bisa?

Penertiban Pengemis di Gunung Jati Dinilai Percuma, Kok Bisa?

PENERTIBAN. Tim gabungan dari Polres Cirebon Kota, TNI, Satpol PP Kabupaten Cirebon saat melakukan penertiban pengemis di kompleks pemakaman Sunan Gunung Jati, Desa Astana, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon, kemarin. FOTO : IST/RAKYAT CIREBON--

CIREBON, RAKYATCIREBON.DISWAY.IDPenertiban pengemis di kompleks pemakaman Sunan Gunung Jati, Desa Astana, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon, dinilai tidak akan efektif. Hal itu, disampaikan Dewan Kesenian Kabupaten Cirebon (DKKC), H Sulama Hadi, Rabu (6/8).

 

Kata dia, pengemis yang ditertibkan kemungkinan akan kembali beraktivitas di kawasan tersebut. Alasannya, upaya penertiban pengemis tersebut belum mendapatkan kesepakatan dari semua pihak.

 

"Saya pikir penertiban kotak amal luar dan pengemis kemarin percuma saja, karena tidak menutup kemungkinan mereka akan kembali. Jika salah satu pemangku kepentingan tidak benar-benar ikut menyelesaikan permasalahan ini," ujar Sulama.

BACA JUGA:Disbudpar Beri Surat Teguran ke Versus Cafe And Resto

 

Sulama menekankan, pihak yang berwenang atas kompleks pemakaman Sunan Gunung Jati adalah Kraton Kanoman. Namun, beberapa kali pertemuan untuk membahas persoalan penertiban pengemis yang difasilitasi Pemerintah Daerah tidak dihadiri pihak Kanoman.

 

Menurutnya, tanpa keterlibatan Kraton Kanoman, masalah kotak amal luar dan pengemis sulit diselesaikan. "Kalau pihak Kanoman tidak hadir, masalah ini tidak pernah selesai. Saya berharap permasalahan ini segera ditangani agar citra Cirebon bisa lebih baik," katanya.

 

Sebelumnya, Tim Gabungan telah melakukan penertiban pengemis di area makam. Kapolres Cirebon Kota, AKBP Eko Iskandar, menyampaikan pihaknya menempuh pendekatan persuasif dan pembinaan, bukan tindakan represif, sebagai respons keluhan peziarah serta viral nya video pengemis di media sosial.

BACA JUGA:Miris, APBD 2026 Timpang : Gaji Pegawai Mewah, Anggaran Perbaikan Jalan Kecil

 

"Sebagian pengemis yang beroperasi di kawasan makam adalah kelompok yang terorganisir, bahkan melibatkan anak-anak. Jika ditemukan pelanggaran hukum, kami akan menindak tegas. Sebagian besar bukan warga lokal, melainkan dari luar daerah," jelas Eko.

 

Untuk menjaga ketertiban, personel gabungan dari Kepolisian, TNI, dan Satpol PP diturunkan di area makam. "Kami pastikan pengunjung yang datang untuk berziarah merasa aman dan nyaman," pungkasnya.

 

Salah satu peziarah, Deni (37) asal Rengasdengklok, mengaku puas dengan kondisi terbaru di area makam Sunan Gunung Jati. "Sudah tidak ada pengemis, jadi lebih nyaman. Semoga bisa seterusnya. Citra makam sebagai destinasi wisata religi makin baik dan bisa menarik lebih banyak wisatawan," tukasnya. (zen)

Sumber: