CIREBON - Penyelenggaraan Pemilu 2024 di Kota Cirebon kemarin dari sisi kinerja SDM ternyata tak sepenuhnya mulus.
Beberapa unsur penyelenggara, tumbang, bahkan untuk di Kota Cirebon, ada satu petugas Pengamanan Langsung (Pamsung) di TPS meninggal dunia usai bertugas.
Pamsung TPS sendiri bertugas mengawal logistik kotak suara, mulai dari saat kotak dikirim dari PPK melalui PPS ke TPS, saat pemungutan suara, hingga sampai kotak suara kembali dihantar ke PPK.
KPU Kota Cirebon mencatat, sedikitnya ada empat petugas penyelenggara ad hoc, yang tumbang pada saat menjalankan tugas penyelenggaraan Pemilu, bahkan salahsatu petugas Pamsung meninggal dunia.
Petugas yang meninggal dunia, adalah petugas Pamsung yang bertugas di TPS 22 Kelurahan Panjunan.
Sementara tiga petugas lain yang juga tumbang, adalah petugas KPPS di Kelurahan Argasunya dan Karyamulya, serta anggota PPK Harjamukti, yang sempat tak sadarkan diri saat proses rekapitulasi tingkat Kecamatan.
Ketua KPU Kota Cirebon, Mardeko mengungkapkan, empat petugas yang tercatat tersebut, adalah diluar mereka para petugas yang tumbang namun tidak sampai mendapatkan penanganan rawat inap di Rumah Sakit.
"Seperti ada ketua PPK Kesambi yang pingsan saat rekap, kita tidak masukan, karena sesuai ketentuan, adalah yang sampai di rawat inap di RS," ungkap Mardeko.
Kepada para petugas yang sakit, sampai harus mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit, bahkan meninggal dunia, lanjut Mardeko, KPU memiliki kewajiban untuk memberikan perhatian.
Kamis (21/03), KPU pun memberikan santunan purna tugas kepada kaluarga petugas Pamsung di TPS 22 Kelurahan Panjunan yang meninggal usai bertugas.
"Kita berikan perhatian berupa santunan, karena petugas Pamsung masih dibawah KPU dari sisi penyelenggaraan, jadi ada tujuh orang KPPS dengan dua orang petugas ketertiban (Pamsung. Red). Kita juga sudah berikan santunan, terhadap petugas yang sakit yang dirawat," kata Mardeko.
Sementara itu, putra dari pejuang demokrasi yang gugur usai menjalankan tugas mengawal Pemilu 2024, Kasi mengaku terharu, karena ternyata, pengabdian ayahandanya mengawal TPS pada saat Pemilu 2024 mendapatkan apresiasi dan perhatian dari KPU.
"Alhamdulillah keluarga kami dapat perhatian dari KPU. Orang tua saya pejuang demokrasi, saya sangat bersyukur, beliau meninggal pasca bertugas. Sempat dibawa ke RS, tapi tidak mau dirawat, hingga akhirnya tanggal 20 berpulang," kata Kasi, didampingi Lurah Panjunan, Deni Ardiansyah. (sep)