RAKYATCIREBON.ID, CIREBON - Generasi Z ditantang, untuk menjadi pelopor. Bukan sekedar menjadi pengekor. Itu disampaikan Direktur Disway Radar Cirebon, H Suhendrik SIP MIPOL ketika mengisi Dialektika Pemuda Cirebon, dengan tema Gen Z Kita Berbeda Tapi Setara, Minggu 14 Juli 2024.
Pria yang digadang-gadang akan berkontestasi di bursa Pilwalkot Cirebon itu mengawali dengan pertanyaan menarik. Ia menganalogikan dengan kehidupan. Bagaimana dan seperti apa Gen Z memaknainya.
Karena secara kuantitas, gen z ini jumlahnya banyak, mereka kata dia memiliki cara sendiri dalam menyikapi masalah. "Dialektika Cirebon mestinya bisa disikapi dengan potensi yang ada di wilayah Cirebon," katanya.
Menjadi warga Ciayumajakuning itu berkah. Kenapa? Rencana induk nasional dan provinsi sudah menjadikannya sebagai kawasan yang dilengkapi dengan infrastrukturnya. Kongkretnya segitiga rebana. Yakni kawasan ekonomi baru. Menggantikan kawasan Depok dan sekitarnya.
"Disana sudah masuk titik jenuh. Pemerintah membuat program segitiga rebana. Harapannya ekonomi Jabar bisa terus tumbuh, ditopang oleh segitiga rebana," katanya.
Kawasan Segitiga rebana ini, meliputi Kota/Kabupaten Cirebon, Indramayu, Majalengka, Sumedang dan Subang. Sejak program itu dikeluarkan, perkembangannya signifikan. Kategorinya, penyerapan angkatan kerja naik, menjadi 44 ribu sekian. Pun demikian dengan kontribusi ekonominya naik 5,6 persen.
"Investasi mobil listrik terbesar di dunia sudah masuk di Jabar. Di Subang. Dengan nilai investasi fantastis," katanya.
Pertanyaannya, siapa yang akan menerima manfaat dari data ini? Tentunya, paling tepat, yang bisa memanfaatkannya adalah generasi Z. Hanya saja ketika kawasan ekonomi ini dibuat, apakah Gen Z ini mengetahui? Jangan-jangan tidak tau perkembangannya.
Padahal kawasan ekonomi baru dibuat sesuai dengan marketnya. Misalnya, investasi mobil listrik di Subang, itu diperuntukan untuk SDM yang mendukungnya. "Kalau kita tidak memanfaatkannya kita akan terus menerus melewatkan terobosan yang telah dibangun," katanya.
Tapi faktanya, tenaga kerja di Jawa Barat dikalahkan oleh mereka yang berasal dari luar Jabar. Khususnya Jawa Tengah dan Jawa Timur. "Kita bisa lihat, industri yang ada di Jawa Barat, tenaga kerjanya dari luar. Padahal, adanya di kita. Harusnya diisi oleh kita," katanya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Fajar Sutrisno SSi yang hadir dalam kegiatan tersebut juga menyampaikan bagaimana Gen Z menjadi baik.
Salah satunya agar menggunakan kemampuan untuk hal yang bermanfaat untuk diri dan lingkungan. Jangan sampai terjerumus ke hal yang negatif.
"Gunakan kemampuan untuk hal yang bermanfaat. Tapi, harus didasari oleh hati nurani, batasi diri sendiri jangan terjerumus hal negatif seperti judi online. Perubahan dari diri sendiri," terangnya.
Ia mengajak Gen Z menyampaikan inovasinya kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cirebon. Karena disana, akan ada wadah untuk inovasi para mahasiswa di Kabupaten Cirebon.
"Mulai tahun 2024 dan seterusnya, Pemkab Cirebon menginginkan inovasi dari Mahasiswa semua. Nanti wadahnya di Bappelitbangda. Gunakan kemampuan anda menjadi inovasi," pungkasnya. (zen)