
CIREBON - Longsor di eks galian pasir Kelurahan Argasunya Rabu (18/6) kemarin telah memakan dua korban.
Evakuasi dramatis dilakukan tim gabungan bersama Basarnas menggunakan alat berat sampai pukul 17.00 WIB. Meskipun tidak utuh, jasar kedua korban berhasil ditemukan. Insiden berulang tersebut harus menjadi perhatian serius dari berbagai pihak supaya kedepan tidak kembali terulang. Anggota DPRD dari Dapil Kalijaga-Argasunya, Umar S Klau ikut prihatin atas kejadian tersebut. BACA JUGA:Sampaikan Duka Mendalam, Wawali Kunjungi Keluarga Korban Longsor Argasunya Disampaikan Umar, selain memberikan edukasi, peringatan hingga larangan menggali bagi warga, pemerintah harus hadir memberikan solusi, terutama dari sisi ekonomi, karena menggali pasir masih menjadi sumber pendapatan utama sebagian warga Argasunya. Pemerintah, menurut Umar, harus segera memberikan trobosan untuk mengangkat harkat dan martabat masyarakat wilayah selatan Kota Cirebon khususnya Kelurahan Argasunya. "Pemerintah segera beri trobosan untuk mengangkat harkat martabat masyarakat di Kelurahan Argasunya dan Kelurahan Kalijaga, terutama dari sisi ekonomi," ungkap Umar, Kamis (19/06). BACA JUGA:DPRD Jabar Segera Bahas Pembentukan Kabupaten Cirebon Timur Secara psikologis, lanjut Umar, warga di wilayah Selatan tidak seharusnya diidentikkan sebagai masyarakat pinggiran, dimana mereka juga merupakan warga Kota Cirebon yang memiliki bakat keterampilan untuk bisa dikembangkan. "Tentu Pemerintah Kota Cirebon harus segera memberikan program atau fasilitas agar kemampuan dan keterampilan mereka bisa tertampung untuk bisa menghidupi keluarganya," lanjut Umar. Salah satunya, Umar memberikan masukan, agar Pemkot bisa membangun pusat-pusat keramaiandi wilayah Selatan, sehingga kunjungan kesana bisa meningkat, yang imbasnya akan berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat. BACA JUGA:Layanan Lost and Found KAI Daop 3 Cirebon Telah Tangani 181 Kasus Barang Tertinggal Sepanjang 2025 "Apapun namanya, harus ada alternatif lain untuk jalan hidup mereka. Contoh Mall UMKM dibangun disana, maka perekonomian bisa merata. Hasil home industri mereka bisa dipasarkan dengan cepat sehingga mereka tidak akan takut lagi untuk tidak bisa makan," jelas Umar. Dengan demikian, kata Umar, masyarakat disana bisa beralih profesi secara menyeluruh, dan didorong untuk lebih produktif membuat produk-produk UMKM. Saat ini, ditambahkan Umar, pemberdayaan masyarakat wilayah Selatan perlu dimasifkan, sehingga kreatifitas dan kemampuan masyarakatnya bisa ditingkatkan BACA JUGA:Layanan Lost and Found KAI Daop 3 Cirebon Telah Tangani 181 Kasus Barang Tertinggal Sepanjang 2025 "Persoalannya bukan tragedi hukum tapi tragedi kemanusiaan, berkaitan dengan hajat hidup dan urusan nafkah tentunya tanggung jawab pemerintah. Itu harus ada solusi," kata Umar. Sementara itu, Lurah Argasunya, Mardiansyah sudah memastikan, sosialisasi dan edukasi untuk masyarakat, agar meninggalkan kebiasaan menambang sudah terus dilakukan dengan berbagai cara. Terbukti, saat ini hanya sekitar 10 persen saja warganya yang masih memaksa melakukan aktivitas menggali pasir yang membahayakan. BACA JUGA:Layanan Lost and Found KAI Daop 3 Cirebon Telah Tangani 181 Kasus Barang Tertinggal Sepanjang 2025 Hanya saja, tidak semua warganya paham, sehingga masih ada beberapa yang nekad meskipun tahu dan paham resikonya seperti apa. "Kita terus berikan edukasi, bahwa menabang urugan itu berbahaya. Hanya saja beberapa masih bandel, dengan alasan itu lahan mereka sendiri," kata Mardiansyah. (sep)