“Saya harap hukum dapat berjalan dan serta aparat keamanan dapat berlaku amanah, dan jujur karena kepercayaan kami kepada mereka sangat besar,” ujarnya.
Untuk itu, Wakil Ketua DPR Bidang Korpolkam Azis Syamsuddin mendesak agar Polri dapat segera mengungkap motif penyerangan tersebut.
“Saya mengutuk keras peristiwa itu, aparat penegak hukum dapat harus segera membuka motif pelaku penyerangan yang tidak bermoral itu. Kepolisian jangan mudah memberikan kesimpulan ‘gangguan kejiwaan’ terhadap pelaku,” tegasnya.
Dia Polri harus cepat dan tegas dalam melakukan investigasi kasus tersebut secara rinci. Jika ada aktor-aktor lain di belakang pelaku, maka wajib diungkap dan ditindak secara tegas.
Dia berharap peristiwa tersebut dapat dijadikan pembelajaran bagi aparat keamanan dalam mengamankan kegiatan ceramah dan akan mengawasi jalannya proses penyelidikan yang dilakukan pihak Kepolisian.
“Saya mempertanyakan standar operasional pengamanan yang dilakukan, terlebih ini ulama besar. Saya meminta fungsi deteksi dini dan keamanan ke depannya dapat dilakukan dengan baik oleh Kepolisian dan intelijen,” ujar Wakil Ketua Umum Golkar itu.
Dia juga berharap masyarakat bisa kembali tenang dan para ulama dapat melanjutkan kegiatan berdakwah kembali seperti biasa tanpa memiliki rasa kekhawatiran.
“Saya doakan Syekh Ali Jaber segera bisa sembuh dari luka yang dideritanya serta dapat kembali berdakwah dalam proses mengamalkan ibadah dan memberikan pencerahan di masyarakat,” katanya.
Sementara pihak kepolisian telah menetapkan Alpin Adrian sebagai tersangka. Untuk motifnya masih didalami.
“Kita masih gali motifnya, kalau unsur pidananya sudah terpenuhi. Cuma kita masih mendalami terkait motif,” kata Kasat Reskrim Polresta Bandar Lampung Kompol Rezky Maulana.
Rezky mengatakan pemeriksaan awal telah dilakukan kemarin. Kepada polisi, AA mengaku menusuk Syekh Ali Jaber karena merasa dihantui.
“Iya secara logika masih apa… karena dia berawal dari halusinasi visual, kalau bahasanya dia di BAP itu dihantui oleh Syekh Ali Jaber, sebelumnya pernah ditemui setahun yang lalu, sering lihat di TV, live,” ujarnya.
“Kemarin kan observasi dan wawancara awalnya aja, hari ini kita dalami,” imbuhnya.
Ditambahkan Kapolresta Bandar Lampung Kombes Pol Yan Budi Jaya pihaknya juga masih melakukan pembuktian atas pernyataan keluarga jika Alpin mengalami gangguan jiwa.
“Itu masih mau kami buktikan dulu, makanya hari ini kami koordinasi dengan dokkes untuk manggil psikiater dan dokter jiwa,” katanya.
Sampai saat ini, kata Yan Budi, pihak keluarga belum bisa menunjukkan surat yang menyatakan Alpin pernah dirawat di RSJ.