KUNINGAN – Sejumlah pemerhati politik memprediksi putra bungsu H Aang Hamid Suganda SSos, Muhammad Ridho Suganda SH MSi alias Edo akan menjadi kunci utama pada Pilkada Kuningan 2018. Rata-rata mereka menilai Edo memiliki kekuatan besar dengan membawa nama sang ayah yang telah menorehkan berbagai keberhasilan pembangunan selama menjadi Bupati Kuningan 2 periode berturut-turut.
Mereka mengatakan, saat ini sebagian besar warga Kuningan tidak begitu mengenal nama Edo. Namun ketika sudah mengetahui bahwa Edo merupakan putra H Aang Hamid Suganda, barulah masyarakat akan mengenalnya dan kemungkinan besar sebagian diantaranya masih tetap manut kepada Aang yang namanya masih melekat di masyarakat.
“Kalau saya perhatikan, nama Edo itu saat ini kurang begitu dikenal di masyarakat. Tapi kalau nanti Pak Aang sudah turun untuk mempromosikan putranya (Edo, red) kepada masyarakat, sepertinya masih banyak juga masyarakat yang akan manut kepada beliau dan akan mengikuti arahannya untuk Pilkada 2018,” kata Fikron Luthfy Arif, pemerhati politik Kuningan saat berbincang dengan sejumlah orang, kemarin (8/3).
Ia beralasan, kendati sudah tidak lagi menjabat sebagai Bupati Kuningan, Aang hingga kini namanya masih melekat cukup kuat di masyarakat. Itu karena ketika menjabat bupati, Aang telah berhasil meraih simpati masyarakat melalui program-programnya di berbagai pembangunan infrastruktur, khususnya jalan-jalan ke hampir seluruh pelosok desa saat itu dihotmik. Tak heran Aang namanya semakin fenomenal dan bahkan sempat mendapat julukan Aang Hotmik.
“Nama besar Aang ini akan menjadi modal utama Edo untuk maju di Pilkada 2018. Makanya Edo ini kalau menurut saya nantinya akan menjadi kuda hitam, atau kunci penentu bagi calon-calon yang lain. Andai Edo direkomendasi DPP PDIP untuk calon bupati, maka akan ada pertarungan besar antara Edo dengan calon lain. Bisa jadi juga bertarung dengan Pak Acep,” sebut Fikron.
Pernyataan hampir serupa disampaikan pemerhati politik lainnya, Irham Maulana. Ia pun berpendapat Edo akan menjadi juru kunci di Pilkada 2018 karena memiliki kekuatan besar nama Aang Hamid Suganda. Hanya saja prediksinya lebih meluas dengan menyebut juru kunci Edo akan menjadikan pertarungan besar antara PDI Perjuangan dengan PAN yang masing-masing merupakan juara 1 dan 2 pada Pileg 2014 lalu.
“Kalau saya melihatnya Pilkada 2018 nanti Kang Edo akan menjadi lawan berat bagi yang lain. Apalagi misalnya Pak Aang berhasil melobi DPP agar rekomendasinya diberikan kepada Kang Edo, situasi ini yang akan rame. Pertanyaannya, mau dari kendaraan partai mana Pak Acep maju nanti?. Tapi kalau Pak Acep yang direkomendasi DPP PDIP, bisa juga Kang Edo maju dari PAN dan inilah yang menjadikan pertarungan besar antara PDIP dengan PAN,” ujarnya.
Irham mengulas lebih jauh terkait prediksinya akan ada pertarungan besar antara PDI Perjuangan dengan PAN. Kemungkinan pertama, kata dia, DPP PDIP akan memberikan rekomendasi cabup kepada Acep lantaran Acep saat ini dalam posisi menjabat bupati sebagai bakal calon petahana. Kekuatan Acep sendiri menurutnya sudah mengakar di masyarakat, belum lagi kekuatannya di partai yang tetap dibangun di bawah walau dirinya tidak lagi menjabat ketua DPC PDIP.
“Kalau Pak Acep nantinya direkomendasi oleh DPP PDIP, prediksi saya yang akan merapat ke PDIP adalah PKB, Gerindra, NasDem. Koalisi Islam yang sekarang ramai di media, kemungkinan tidak akan terwujud, karena terbelah, ada yang ke Pak Acep dan ada yang ke Kang Edo. Kalau Kang Edo maju dari PAN, bisa juga akan banyak partai yang nantinya belok ke Kang Edo untuk bersama-sama mengusung dengan motornya PAN. Makanya saya katakana ini akan jadi pertarungan besar PDIP dengan PAN,” ulasnya.
Kemungkinan lainnya, lanjut Irham, pada Pilkada 2018 nanti PDIP akan berkoalisi dengan PAN untuk mengusung pasangan cabup-cawabup Acep Purnama dengan Edo. Jika hal tersebut benar terjadi, maka ia memprediksi tidak akan ada pertarungan sengit alias hanya ada pasangan calon tunggal mengingta berdasarkan Undang-Undang calon tunggal dalam Pilkada itu dibolehkan. Kenapa tidak akan ada lawan? Ia mengatakan baik Acep maupun Edo sama-sama memiliki kekuatan besar, Acep dengan jabatan bupatinya, sedangkan Edo dengan nama besar ayahnya, H Aang Hamid Suganda.
“Kalau Pak Acep dipasangkan dengan Kang Edo, habislah. Pilkada 2018 hanya ada satu pasangan calon atau kita sebut calon tunggal, di Pilkada kan ini dibolehkan. Kecuali ada figur lain yang sangat berpengaruh di masyarakat selain Pak Acep dan Pak Aang, berani maju melawan dua kekuatan besar ini. Pertanyaannya lagi, maukah Kang Edo jadi calon K2 (Cawabup, red)?,” pungkasnya.
Sementara itu, berdasarkan pantauan, kini terdapat gambar besar dalam bentuk bando yang memampangkan foto Edo didampingi ayahnya H Aang Hamid Suganda bertuliskan Bangkit Bersama Demi Kuningan. Bando tersebut terpampang sejak sehari lalu di dekat perempatan Ciporang, tepat diatas neonbox Salon Alea.
Dengan sudah adanya gambar tersebut, membuktikan Edo sangat serius dan cukup berambisi untuk meneruskan jejang kedua orang tuanya dalam menaiki tahta kepemimpinan daerah Kuningan kedepan. (muh)