Jenguk Napi di Lapas Mesti Rogoh Kocek

Rabu 02-11-2016,11:17 WIB

Kalapas Majalengka Bantah ada Uang Kunci dan Kamar 

MAJALENGKA - Salah seorang warga Uyi Muhyidin (51) Kertabasuki Maja mengaku sering merogoh uang agar bisa menjenguk anaknya yang mendekam di Lapas Majalengka.
Uyi Muhyidin (tengah) lapor LBH. Foto: Herik/Rakyat Cirebon

Hal ini tentu bertolak belakang dengan kampanye pungli yang diserukan presiden RI Joko Widodo.

Karena sering dimintai uang saat menjenguk anaknya itu, Uyi langsung mengadu ke Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Persada. Kepada wartawan, Uyi merasa kecewa.

Ia mengaku, selalu dimintai uang saat menjenguk anaknya yang berinisial AI (35) di Lapas Majalengka.

\"Dua hari yang lalu saya jenguk anak saya. Saya kasih uang buat ngopi dan beli r*kok. Tapi lantas hari ini dia menelpon saya lagi minta dijenguk dan disuruh menyiapkan uang. Katanya itu buat uang kunci dan kamar,\" ujar Uyi, Selasa (1/11).

Dirinya tidak habis pikir, dan merasa kecewa karena saat ini pemerintah tengah gencar-gencarnya memberantas pungli. Hanya saja spanduk dan slogan yang ia tahu sama sekali berbeda dengan realitanya yang ia rasakan.

\"Masa Rp150 ribu habis untuk dua hari. Saya ini bukan orangtua kaya. Saya datang ke pihak pengacara juga menggunakan surat SKTM dari desa. Kalau begini caranya saya juga bingung bagaimana untuk menutupi kebutuhan lainnya. Sementara ketika menjenguk anak harus keluar uang,\" ujarnya.

Pihak pengacara dari LBH Persada, Agus Setiawan SH didampingi istrinya, Eva Siti Sarofah mengatakan, pihaknya tentu akan membantu klien yang tidak mampu. Pihaknya sama sekali tidak akan memungut apapun kepada klien.

Hanya saja yang ia sayangkan nyatanya masih ada pungutan liar. Sementara untuk warga binaan sudah jelas ada anggaranya.

\"Sepengetahuan kami Lapas dimanapun sudah ada anggaran. Petugas masih saja memungut pungli, dengan meminta kepada orangtua warga binaan ketika menjenguk. Modusnya memang tidak langsung meminta, akan tetapi uang yang dikasihkan oleh orangtuanya, diambil paksa oleh petugas lapas,\" tegasnya.

Agus mengungkapkan, persoalan pungli ini harusnya diberantas. Namun ia masih menyanyangkan masih ada pungli.

\"Ini jelas ya ada orang, ada korbannya, ada laporannya lengkap. Sementara pemerintah saat ini tengah gencar-gencarnya memberantas pungli. Ini harus disikapi serius,\" katanya.

Sementara itu, ketika dikonfirmasi di Lapas, Kepala Lapas Majalengka Mulyadi dengan tegas membantah ada pungli di Lapas. Pihaknya telah memeriksa petugas maupun tahanan yang dimaksud.

Hasilnya tidak ada istilah uang kunci maupun uang kamar.

\"Saya tegaskan tidak ada. Karena saya juga ditelepon pengacaranya, yakni pak Agus, saya gerah juga. Setelah itu saya cari petugas bersangkutan dan itu tidak ada.

Uang itu digunakan untuk ngumpul bareng. Tidak diminta oleh pegawai, tetapi untuk ngopi bareng sesama warga binaan,\" jelasnya, didampingi Humas Lapas, Yono Suntia.

Mulyadi menjelaksan, dirinya sering memberikan instruksi kepada para petugas agar tidak memungut apapun.

Karena mereka sudah digaji oleh negara. Namun ia juga menegaskan bahwa jika ada petugas yang bermain tersebut pihaknya tidak akan membela petugas yang salah.

 \"Kalau untuk kopi dan ngumpul bareng itu gak ada anggarannya. Termasuk sabun harus beli sendiri. Kami hanya disediakan anggaran untuk makan dan minum tiga kali sehari, listrik dan kebutuhan air. Kopi atau r*kok itu bareng-bareng warga binaan berdasarkan pemberian orang yang menjenguk,\" tandasnya. (hrd)

Tags :
Kategori :

Terkait