Ronianto Dinilai Faham Pendidikan, Kubu Yeyet Klaim Kantongi 30 Dukungan Cabang
BERI PENILAIAN. Ketua Dewan Pendidikan Kab. Cirebon, Aceng Sudarman PGRI hendaknya dipimpin oleh figur yang mengerti dunia pendidikan. FOTO : ZEZEN ZAENUDIN ALI/RAKYAT CIREBON--
CIREBON, RAKYATCIREBON.DISWAY.ID – Jelang pemilihan Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Cirebon periode 2025–2030, dinamika di internal organisasi guru ini mulai memanas. Sudah ada dua nama mencuat sebagai calon kuat.
Keduanya itu, Ketua PGRI periode 2020-2025, Yeyet Nurhayati SPd, dan H Ronianto SPd MM, yang kini menjabat Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Cirebon.
Pemilihan dijadwalkan berlangsung Senin-Selasa, 23–24 Juni 2025 mendatang, di Kantor Sekretariat PGRI Kabupaten Cirebon, Jalan Sunan Drajat no 20 b, Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon.
BACA JUGA:Yeyet dan Ronianto Siap Tarung Rebutkan Kursi PGRI
Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Cirebon, Aceng Sudarman, menegaskan pentingnya memilih pemimpin yang benar-benar memahami dunia pendidikan.
“Siapa yang paham pendidikan? Ya, orang yang setiap hari mengelolanya, seperti Dinas Pendidikan. Tapi Yeyet juga bagus, dia sudah lama aktif di PGRI,” ujar Aceng, Jumat (20/6).
Aceng menyebut, baik Ronianto maupun Yeyet sama-sama punya kapasitas. Namun, menurutnya, Ronianto memiliki posisi lebih strategis karena menjabat sebagai Kadisdik dan mendapat kepercayaan dari Bupati.
Meski begitu, ia menekankan agar proses pemilihan berjalan adil dan tidak ada pihak yang memaksakan kehendak. “Yang penting siapa pun yang terpilih bisa membuat dunia pendidikan lebih kondusif,” tegasnya.
Di sisi lain, kubu Yeyet Nurhayati yang dikenal dengan nama PGRI KDM, mengklaim telah mengantongi dukungan dari 30 pengurus cabang dari total 40 cabang di Kabupaten Cirebon.
BACA JUGA:Pelayanan Publik di DPKPP Kembali Normal, Terus Genjot Penyerahan PSU
Hal itu disampaikan oleh salah satu juru kampanye internal, Diat Ahadiyat. Ia menyatakan bahwa pihaknya tetap menghormati proses demokrasi di tubuh PGRI.
“Setiap anggota punya hak untuk memilih dan dipilih. Kita sikapi semua ini dengan santai dan saling menghargai,” kata Diat.
Terkait nama PGRI KDM, Diat menegaskan bahwa singkatan tersebut bukan merujuk pada nama Gubernur Jabar Dedi Mulyadi yang sedang viral, melainkan merupakan kepanjangan dari “Kuat dan Bermartabat”.
“Kami ingin nama yang mudah diingat dan bisa menarik simpati pemilih,” tutup Diat. (zen)
Sumber: