Shelter Kuliner Sumber Masih Sepi, Pedagang Harap Pemkab Turun Tangan
AUDIENSI. Paguyuban Pusat Jajanan Kuliner Sumber, menyampaikan harapannya agar Shelter bisa ramai. FOTO : ZEZEN ZAENUDIN ALI/RAKYAT CIREBON--
CIREBON, RAKYATCIREBON.DISWAY.ID – Shelter kuliner di samping Terminal Sumber, Kabupaten Cirebon, yang semula digagas sebagai pusat jajanan modern, seringnya tampak sepi. Nyaris terlupakan.
Dari puluhan pedagang yang sempat mencoba peruntungan di sana, hanya segelintir masih bertahan. Itu pun dengan kondisi memprihatinkan.
Para pedagang pun menyampaikan harapan agar pemerintah daerah, terutama Bupati, bisa turun tangan membantu meramaikan kawasan tersebut. Disampaikan, ketika menggelar audiensi bersama Bupati Cirebon, Senin (22/9).
Perwakilan Paguyuban Pusat Jajanan Kuliner Sumber, Saripudin, mengatakan bahwa kehadiran mereka, bukan untuk melakukan protes. Melainkan untuk berdiskusi dan mencari jalan keluar.
“Kita datang bukan untuk menuntut. Tapi ingin ngobrol santai, sampaikan kondisi di lapangan. Intinya kami ingin shelter ini bisa hidup lagi, ramai pengunjung, dan pedagang juga bisa bertahan,” ujarnya.
Shelter Kuliner Sumber dimaksud tepat berada di samping Terminal Sumber. Sayangnya, masih belum dikenal luas oleh masyarakat. Kurangnya identitas visual dan promosi membuat banyak orang mengira kawasan tersebut hanyalah tempat parkir biasa.
“Orang-orang lebih tahunya itu tempat parkir, bukan pusat kuliner. Makanya kami usulkan supaya ada nama atau papan identitas yang jelas. Branding itu penting supaya orang tahu ada pusat jajanan di sini,” imbuh Saripudin.
Saat ini, hanya sekitar 10 pedagang yang masih aktif berjualan dari total 20 hingga 25 pedagang yang pernah mencoba peruntungan di lokasi tersebut. Sisanya memilih berhenti karena minimnya pembeli dan kerugian yang terus-menerus.
Kepala Bidang Sarana dan Pelaku Distribusi Disperdagin Kabupaten Cirebon, Ardiles Alfa Jatiwantoro, membenarkan kondisi tersebut. Ia menyebut para pedagang yang masih bertahan adalah mereka yang benar-benar berjuang keras untuk tetap eksis.
“Banyak yang sudah coba, tapi mundur karena sepi dan rugi. Yang bertahan ini benar-benar tangguh, karena sebagian besar sudah kehabisan modal tapi tetap semangat bangkit lagi,” jelasnya.
Ardiles juga mengungkapkan beberapa hambatan yang dihadapi di lapangan. Di antaranya adalah belum adanya fasilitas pendukung seperti paving block, panggung hiburan, hingga promosi yang masih minim. Selain itu, sebagian lahan di sekitar shelter juga belum digarap optimal dan masih dipenuhi pepohonan.
Untuk menjawab persoalan itu, Disperdagin telah menyusun rencana pengembangan berbasis Desain Engineering Detail (DED). Dalam desain tersebut, akan dibangun hanggar besar yang menaungi shelter-shelter kecil yang sudah ada. Area tengah hanggar dirancang sebagai ruang pertunjukan atau tempat bersantai.
“Konsepnya shelter bukan tempat masak besar, hanya untuk pemanasan atau saji cepat. Sementara area tengah akan jadi ruang terbuka yang bisa digunakan untuk hiburan atau event komunitas,” kata Ardiles.
Ia berharap dukungan dari berbagai pihak, termasuk Bupati Cirebon, untuk ikut mendorong kehidupan kawasan tersebut agar tak hanya ramai di malam minggu atau saat ada acara saja.
“Kami butuh support dari pemerintah daerah supaya tempat ini bisa lebih hidup. Bukan hanya saat event, tapi setiap hari bisa jadi tujuan kuliner warga,” tandasnya.
Bupati Cirebon Drs H Imron MAg menegaskan Pemkab Cirebon siap membantu dan memfasilitasi kemajuan para pedagang. Asalkan aspirasi dan kebutuhannya disampaikan dengan jelas.
"Kami butuh ketertiban dan kenyamanan. Bukan berarti kami melarang, tapi harus dipikirkan juga kenyamanan orang lain. Saya titip satu, jaga kebersihan," tambahnya.
Lebih lanjut, Bupati Imron juga menekankan pentingnya penguatan identitas kuliner di tiap pusat jajanan atau lokasi usaha. Menurutnya, setiap komunitas pedagang harus memiliki unggulan tersendiri.
"Harus ada makanan unggulan. Itu yang akan kami bantu promosikan. Kita juga akan adakan event hiburan, supaya makin ramai," ujarnya.
Pemerintah Kabupaten Cirebon pun berencana mengadakan berbagai event hiburan dan promosi untuk meramaikan pusat-pusat kuliner. Baik di siang maupun malam hari, guna menarik lebih banyak pengunjung.
"Diharapkan dapat menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi lokal sekaligus meningkatkan kesejahteraan para pelaku usaha kecil," tukasnya. (zen)
Sumber: