Climate Rangers Serukan Keadilan Iklim dan Demokrasi, Beri Alarm Bahaya untuk Pemerintah

Climate Rangers Serukan Keadilan Iklim dan Demokrasi, Beri Alarm Bahaya untuk Pemerintah

Para aktivis lingkungan yang tergabung dalam Climate Rangers Cirebon menggelar aksi Draw The Line bertajuk "September Hitam". FOTO: ASEP SAEPUL MIELAH/ RAKYAT CIREBON--

‎CIREBON - Climate Rangers Cirebon terus merawat semangat perlawanan terhadap krisis iklim dan ketidakadilan yang terus mengakar, khususnya di Cirebon. 

Kemarin malam, mereka menggelar aksi Draw The Line dengan mengedepankan tema besar "September Hitam".

Aksi ini berlangsung serentak di 33 titik lokasi di seluruh Indonesia, dan melibatkan lebih dari 60 komunitas dan organisasi, sebagai bentuk solidaritas menjelang pengumuman komitmen iklim Indonesia (Second NDC) dan pidato Presiden Prabowo dalam Sidang Umum PBB di New York pada 23 September.

Momen ini juga menjadi pengingat bahwa hanya tersisa 6 minggu menuju KTT Iklim COP30 di Brazil, di mana arah kebijakan iklim global akan ditentukan. 

Koordinator Aksi Climate Rangers Cirebon, Aldi Komara mengungkapkan aksi ini merupakan bagian dari gerakan global yang mendesak para pemimpin dunia, termasuk Presiden RI Prabowo Subianto, untuk mengambil langkah tegas menghadapi darurat iklim, kekerasan struktural, dan ketimpangan sosial. 

"Suara anak muda dari Cirebon, kami menuntut keadilan," ungkap Aldi. 

‎Dalam orasi dan aksi damai yang digelar di ruang publik Cirebon tersebut, Climate Rangers menyuarakan lima tuntutan utama. 

Pertama, mereka mendorong partisipasi rakyat dalam kebijakan iklim dan lingkungan, termasuk pengesahan RUU Keadilan Iklim dan RUU Masyarakat Adat.

‎Kedua, mereka menuntut perlindungan terhadap rakyat, dan penolakan terhadap kriminalisasi aktivis serta tuntutan agar militer tidak mencampuri urusan sipil.

‎Ketiga, meminta agar para pejuang demokrasi yang ditahan karena menyuarakan keadilan segera dibebaskan. 

Keempat, mereka meminta pengadilan terhadap pelaku pembunuhan Munir dan korban lainnya, sebagai bentuk penegakan hukum dan penghormatan terhadap HAM.

‎Dan kelima, Climate Rangers meminta reformasi menyeluruh terhadap POLRI dan lembaga negara, demi terciptanya sistem yang transparan dan berpihak pada rakyat.

‎‎Aldi menegaskan bahwa aksi ini bukan sekadar simbolis, melainkan bagian dari gerakan yang lebih besar untuk menuntut perubahan nyata. "Kami menggambar garis batas terhadap ketidakadilan. Kami menolak diam saat bumi dan rakyat terus dikorbankan," tegas Aldi. 

‎Gerakan Draw The Line ini, kata Aldi, telah menjadi panggung bagi anak muda Indonesia untuk menyampaikan aspirasi mereka secara kolektif. 

Sumber: