Pedagang Karangan Bunga Desak PD Pembangunan untuk Bertanggung Jawab
Salah satu pedagang bunga di Kalibaru Utara tidak mengetahui adanya rencana relokasi sebab tidak adanya pemberitahuan dari pihak PD Pembangunan.-ISTIMEWA/RAKYATCIREBON.DISWAY.ID-
CIREBON, RAKYATCIREBON.DISWAY.ID - Rencana relokasi pedagang ke Pasar Pagi menuai keluhan dari sejumlah pelaku usaha, termasuk pemilik toko karangan bunga yang telah berjualan selama 15 tahun, Cepi. Ia mengaku kecewa setelah menerima teguran pertama dari Satpol PP Kota Cirebon mengenai rencana pemindahan lokasi di kiosnya pada Senin (1/12).
“Ya kecewa sih, soalnya ini resmi (tempat usahanya) dan saya setiap tahun bayar ke PD Pembangunan. Ada surat-suratnya, dan biayanya juga tidak kecil,” ujar Cepi.
Menurutnya, besaran biaya retribusi kepada PD Pembangunan berbeda-beda tergantung ukuran toko. Toko miliknya dikenai biaya sekitar Rp12 juta per tahun, sementara pedagang lain ada yang membayar hingga Rp20–25 juta.
"Setiap toko beda-beda mbak, sebelah itu sekitar 20 jutaan. Kalo saya sendiri sih pertahun itu dikenai 12 Juta," ucapnya.
Terkait rencana pemindahan ke Pasar Pagi, Cepy menilai hal tersebut akan membuat pedagang memulai usaha dari nol kembali.
“Langganan sudah tahu kami di sini. Sudah nyaman jualan di sini. Kalau pindah, kami harus bangun dari nol lagi,” katanya.
Ia juga menyebut belum pernah melihat langsung lokasi relokasi. Informasi mengenai tempat baru itu baru ia ketahui saat Satpol PP datang hari ini.
"Kan saya tuh bayar ini tiap tahun nih, kalau ada pengusuran gini, disini juga nggak ada gitu pemberitahuan atau apa," tambahnya.
Cepi mengaku selama bertahun-tahun membayar retribusi secara resmi melalui kantor PD Pembangunan ataupun petugas yang datang langsung. Namun, sejak Februari 2024, tidak ada lagi penagihan yang dilakukan.
“Terakhir saya bayar Februari 2024. Setelah itu tidak ada penagihan lagi, padahal biasanya sering datang. Sekarang malah hilang jejak,” ungkapnya.
Ia merasa tidak ada tanggung jawab maupun komunikasi dari pihak PD Pembangunan terkait status pembayaran pedagang, terlebih menjelang rencana penggusuran.
"Jadi gini mbak, saya sebagai pedagang ya, ini PD Pembangunan gimana dong, tanggung jawabnya gitu Ada omongan atau gimana, ini sih 0 persen. Bahkan, Dicari malah juga gak tau kemana. Giliran begini ngilang, giliran uang tahunan yang nilainya 12 juta aja ditagih terus menerus," tuturnya.
Dalam setahun pendapatan tokonya sangat berfluktuasi. Cepi menyebut omzet bisa berada di kisaran Rp500 ribu hingga Rp1,3 juta per hari, tergantung ada tidaknya pesanan. Kondisi ekonomi belakangan juga dinilai sepi, khususnya setelah pergantian presiden dan awal tahun.
Jika relokasi tetap berjalan, Cepi menegaskan pedagang membutuhkan tempat yang cukup luas agar bisa menampung bahan dan produksi dekorasi bunga yang ukurannya besar.
Sumber: