5 Game dengan Ending Tersedih Sepanjang Masa: Siap-siap Banjir Air Mata!
5 Game dengan Ending Tersedih Sepanjang Masa: Siap-siap Banjir Air Mata!. Foto iustrasi: Pinterest/ Rakyatcirebon.disway.id--
Kita diajarkan bahwa bahkan kemenangan terindah pun kadang harus dibayar dengan kehilangan cinta sejati. Soundtrack "Suteki da ne" setelah itu benar-benar mengunci air mata kita.
4. Metal Gear Solid 3: Snake Eater
Pengorbanan Patriot yang Tidak Dikenal
MGS3 mengisahkan tentang rookie Naked Snake yang harus menghadapi mentornya, The Boss, yang dituduh mengkhianati Amerika. Game ini memaksa kita untuk membangun hubungan yang mendalam dengan The Boss, seorang prajurit legendaris yang kita hormati.
Rasa Bersalah yang Abadi:
Setelah mengalahkan The Boss dalam duel emosional, Snake dipaksa menembaknya. Ending-nya tidak berhenti di situ. Di adegan pasca-kredit, terkuaklah kebenaran yang bikin kita tercengang dan marah: The Boss adalah patriot sejati.
Dia sengaja berpura-pura menjadi pengkhianat demi misi rahasia negara, mengorbankan nama baik dan nyawanya agar Amerika terhindar dari perang nuklir. Snake hanya bisa berziarah di makamnya. Momen ketika Snake, yang kini disebut Big Boss, meneteskan air mata hormat dan penyesalan, itu benar-benar rasa sakit yang sulit dilupakan.
BACA JUGA:Fitur Game yang Harusnya Jadi Standar Industri Namun Masih Langka di Game Modern
5. Halo: Reach
Perjuangan Terakhir yang Sia-sia
Halo: Reach adalah prekuel yang sejak awal sudah memberi spoiler besar: planet Reach akan jatuh. Kita bermain sebagai Noble Team, sekelompok Spartan elit, yang harus berjuang tahu bahwa mereka pada dasarnya sedang menjalankan misi bunuh diri.
Kematian yang Terhormat, tetapi Tragis:
Ending-nya terasa sangat brutal karena setiap anggota Noble Team gugur satu per satu, sampai tersisa karaktermu sendiri, Spartan Six. Di momen terakhir, setelah kamu menyelesaikan semua yang kamu bisa, kamera menunjukkan Spartan Six sendirian melawan gelombang Covenant yang tak ada habisnya.
Layar menjadi gelap, dan kamu hanya mendengar suara tembakan yang meredup. Kita tahu dari awal akan kalah, tapi melihat pahlawan itu berjuang sendirian hingga akhir yang tragis, demi menunda kehancuran, itu sungguh meninggalkan bekas luka yang dalam.
Ending yang sadis ini sebenarnya adalah kado dari para developer. Mereka menunjukkan bahwa game bisa membuat kita peduli, marah, dan merasakan kehilangan yang nyata. Dan di situlah letak keajaiban penceritaan yang sejati!(*)
Sumber: