5 Game dengan World Building Terbaik: Bukan Sekadar Peta Besar

5 Game dengan World Building Terbaik: Bukan Sekadar Peta Besar

5 Game dengan World Building Terbaik: Bukan Sekadar Peta Besar. Foto ilustrasi: Pinterest/ Rakyatcirebon.disway.id--

RAKYATCIREBON.DISWAY.ID - Dalam dunia video game, seringkali ada anggapan bahwa peta yang besar secara otomatis berarti world building yang hebat. Padahal, world building sejati adalah tentang menciptakan sebuah alam semesta yang terasa hidup, memiliki sejarah yang mendalam, budaya yang unik, dan karakter yang terintegrasi sepenuhnya dalam ekosistem tersebut.

BACA JUGA:5 Rekomendasi Game Idle Terbaik: Solusi Gaming Sempurna untuk Kamu yang Sibuk

Berikut adalah 5 game yang diakui memiliki world building terbaik, melampaui sekadar luasan daratan:

1. Elden Ring: Arkeologi Naratif di The Lands Between

Jujur saja, pertama kali main Elden Ring, banyak yang bingung ini dunia kenapa berantakan banget. Tapi di situlah kejeniusannya!

  • Kenapa World Building-nya Gila? Daripada dijejali cutscene panjang, Elden Ring memaksa kita jadi sejarawan amatir. Dunia The Lands Between adalah sebuah makam kuno yang masih bergerak. Kita harus merangkai kepingan cerita dari deskripsi senjata, sisa-sisa arsitektur yang megah tapi hancur, dan NPC yang bicaranya pun cryptic (penuh misteri).
  • The Vibe: Dunia ini terasa tua, kotor, dan sangat sedih. Kita menjelajahi sisa-sisa perang saudara dewa-dewa yang sudah lama berakhir. Mau tau kenapa ada rawa beracun di Caelid? Coba deh cari hubungannya sama penguasa wilayah itu. World building-nya terasa organik karena tersembunyi, bukan dihidangkan.

2. Mass Effect Trilogy: Galaksi yang Penuh Gosip Politik

Geser dari fantasi ke fiksi ilmiah, siapa coba yang nggak jatuh cinta sama dunia Mass Effect? Ini bukan sekadar jalan-jalan ke planet lain, tapi masuk ke ruang rapat PBB versi antariksa.

  • Kenapa World Building-nya Gila? Mereka nggak cuma bikin ras alien (Asari, Turian, Krogan) dengan desain keren. Mereka bikin seluruh peradaban lengkap dengan sejarah, konflik, biologi, dan politiknya.
  • The Vibe: Semua terasa real karena ada Codex. Ini bukan daftar istilah kaku, tapi ringkasan sejarah, ilmiah, dan sosiologis yang menjelaskan kenapa Krogan suka marah-marah, kenapa Asari itu dominan, dan bagaimana politik Citadel bekerja. Sebagai Commander Shepard, kita bukan cuma hero, tapi juga duta besar yang harus menyeimbangkan diplomasi antarbintang dengan ancaman kosmik Reapers. Ini world building yang fungsional dan politis.

BACA JUGA:Fitur Game yang Harusnya Jadi Standar Industri Namun Masih Langka di Game Modern

3. The Legend of Zelda: Breath of the Wild (BotW): Hidup Setelah Kiamat

BotW sukses mendefinisikan ulang open-world, dan itu bukan karena petanya lebar, tapi karena isinya terasa logis.

  • Kenapa World Building-nya Gila? Hyrule di sini bukan cuma kerajaan yang sedang berjuang, tapi survivor kiamat. Seratus tahun berlalu sejak Calamity Ganon. Reruntuhan yang kita lihat bukan cuma dekorasi, tapi adalah kastil, benteng, dan kuil dari masa lalu.
  • The Vibe: Dunia ini terasa mudah dipahami dan responsif. Kalau ada salju, ya Link harus pakai baju hangat. Kalau kita manjat tebing basah, pasti licin. Setiap suku, Zora, Gerudo, Rito, berada di lokasi yang masuk akal secara ekologis. Permainan ini sangat mengandalkan rasa ingin tahu kita. Kita nggak perlu penanda misi (quest marker) karena siluet gunung atau reruntuhan tua sudah cukup jadi undangan untuk menjelajah.

4. Fallout: Sisa-Sisa Mimpi Buruk Amerika

Seri Fallout selalu berhasil membuat dunia pasca-nuklir terasa unik karena mengombinasikan horor kiamat dengan gaya Retrofuturism Amerika tahun 1950-an.

  • Kenapa World Building-nya Gila? Wasteland (tanah tandus) adalah dunia yang dingin, sinis, dan lucu pada saat yang sama. Kita menemukan Vault yang ternyata adalah eksperimen sosial gila-gilaan, papan reklame yang menjanjikan masa depan cerah di dunia yang sudah tiada, dan robot-robot yang masih berfungsi dengan protokol kuno.
  • The Vibe: Kekuatan Fallout ada di kontrasnya: kemanusiaan yang berjuang untuk membentuk masyarakat baru (New Vegas, Minutemen) di antara sisa-sisa peradaban yang paling buruk. Setiap fraksi memiliki ideologi yang kuat, yang semuanya berjuang untuk menguasai abu Amerika yang tersisa. Ini adalah world building yang didasarkan pada satire budaya dan sejarah alternatif yang gelap.

BACA JUGA:Rekomendasi Game Premium Berbayar Terbaik yang Benar-Benar Worth It Sampai Rupiah Terakhir!

5. Red Dead Redemption 2: Dunia yang Sekarat

Meski berlatar waktu dan tempat yang dekat dengan sejarah kita, dunia RDR2 terasa sebagai tempat yang sangat nyata dan fragile (rapuh).

  • Kenapa World Building-nya Gila? Ini bukan cuma soal ukuran, tapi detail. Setiap sudut, mulai dari saloon yang ramai di Saint Denis hingga pondok pemburu terpencil di pegunungan, terasa memiliki sejarah. NPC memiliki rutinitas harian yang detail.
  • The Vibe: Dunia ini adalah perpisahan yang lambat terhadap era Wild West. Kita melihat modernisasi (rel kereta api, kota industri) perlahan menelan alam liar dan gaya hidup koboi. Sebagai Arthur Morgan, kita adalah anakronisme, sesuatu yang sudah ketinggalan zaman, di dunia yang bergerak maju. Pengalaman ini memberikan lapisan melankolis yang luar biasa pada setiap petualangan kita. Dunia ini hidup, dan sayangnya, ia sedang menuju kematian gaya hidup yang kita cintai.

Jadi, lain kali dengar kata open-world, jangan cuma tanya seberapa besar petanya. Tanya: "Seberapa meyakinkan sejarah yang tersembunyi di dalamnya?" Lima game ini punya jawaban yang solid.(*)

Sumber: