Proteksi Kebakaran di Pasar Baru dan Kepuh Sangat Minim
SANGAT MINIM. Kelengkapan alat proteksi kebakaran di Pasar Baru dan Kepuh Kuningan dinilai masih sangat minim dan kurang memadai.--
RAKYATCIREBON.ID, KUNINGAN - Kelengkapan alat proteksi kebakaran di Pasar Baru dan Kepuh Kuningan dinilai masih sangat minim dan kurang memadai.
Hal tersebut terungkap saat petugas Pemadam Kebakaran melakukan pemeriksaan alat proteksi kebakaran aktif dan pasif di dua pasar yang berada di pusat kota Kuningan tersebut, Kamis (12/5). Kepala UPT Damkar Kuningan Mh Khadafi Mufti yang memimpin kegiatan tersebut mengecek keberadaan alat proteksi kebakaran mulai dari hidran, APAR, alarm dan smoke detector hingga alat pemadam pasif seperti tangga darurat, tanda jalur evakuasi hingga nomor telepon kantor pemadam kebakaran. Didampingi Kabid Pasar Dinas Koperasi, UKM, Perdagangan dan Perindustrian Dede Sutardi, petugas pemadam kebakaran juga berkesempatan berbincang dengan para pedagang terkait ketersediaan alat proteksi kebakaran.
"Hasilnya, kami menyimpulkan ketersediaan alat proteksi kebakaran di Pasar Baru dan Kepuh Kuningan masih minim. Di antaranya keberadaan hidran yang rusak, jumlah APAR yang kurang ideal hingga kurangnya alat proteksi pasif seperti tidak adanya tangga darurat, tanda jalur evakuasi dan tidak tersedianya nomor kantor Pemadam Kebakaran," ungkap Khadafi.
Khadafi menerangkan, di Pasar Kepuh dan Baru Kuningan yang lokasinya berdampingan saat ini sebenarnya sudah terdapat hidran di delapan titik strategis. Namun, Khadafi menyayangkan dari jumlah sebanyak itu tujuh titik di antaranya ternyata sudah hilang dan satu titik yang tersisa dalam kondisi rusak dan terhalang oleh pedagang.
Selain itu, lanjut Khadafi, pengelola pasar hanya memiliki lima unit Alat Pemadam Api Ringan (APAR) ukuran 9 kilogram namun kondisinya sudah rusak, dan terdapat tiga unit Alat Pemadam Api Berat (APAB) ukuran 25 kilogram dengan dua unit di antaranya masih kondisi baik dan satu lainnya rusak.
"Padahal, dengan kondisi luas bangunan pasas mencapai 5.000 meter persegi dengan ratusan unit bangunan kios dan los di dalamnya setidaknya dibutuhkan 150 unit APAR ataupun APAB. Selain itu, di dua pasar ini kami tidak temukan alat proteksi kebakaran aktif seperti alarm fire, smoke detector, hidran pilar dan box hidran berikut selang pemadam sama sekali," ujar Khadafi.
Khadafi mengaku cukup prihatin dengan kondisi tersebut dan berharap pihak pengelola untuk bisa memenuhi kebutuhan alat proteksi kebakaran tersebut secepatnya. Karena, kata Khadafi, kelengkapan alat tersebut sangat vital dalam upaya pencegahan dan penanganan dini musibah kebakaran.
"Kondisi ini sangat disayangkan, karena apabila terjadi kebakaran di lingkungan Pasar Baru atau Kepuh, akan sulit melakukan penanganan karena minimnya alat pencegahan sulitnya mencari sumber air terdekat karena hydran sudah tidak berfungsi. Ditambah lagi jalur akses masuk dan keluar kendaraan Damkar hanya bisa lewat jalur tengah, sedangkan untuk jalur samping sampai masuk kedalam akan sangat sulit karena sempitnya akses jalan," paparnya.
Atas kondisi ini, Kabid Pengelola Pasar Dede Sutardi mengatakan telah menerima segala informasi dan masukan dari kepala UPT Damkar Kuningan untuk segera ditindaklanjuti. Termasuk berencana memberikan pelatihan kepada para pengelola pasar dan pedagang tentang cara pencegahan dan penanggulangan kebakaran dalam waktu dekat.
"Kami siap melakukan pelatihan pencegahan dan penanggulangan kebakaran serta akan memenuhi prasarana sistem alat proteksi kebakaran aktif maupun pasif di lingkup Pasar Baru dan Pasar Kepuh Kuningan secara bertahap," ujar Dede. (fik)
Sumber: