30.874 Janda Jadi Tulang Punggung Keluarga, 78 Orang Masih di Bawah 15 Tahun

30.874 Janda Jadi Tulang Punggung Keluarga, 78 Orang Masih di Bawah 15 Tahun

PENJELASAN. Kepala DPPKBP3A Kabupaten Cirebon, Hj Enny Suhaeni menyebut mayoritas janda berusia tidak produktif. FOTO: DOKUMEN/RAKYAT CIREBON--

RAKYATCIREBON.ID, CIREBON - Sebanyak 30.874 jumlah total janda se-Kabupaten Cirebon menjadi tulang punggung keluarga. Mirisnya, 78 di antaranya masih berusia di bawah 15 tahun. Tapi mayoritas berusia di atas 65 tahun.

Kepala DPPKBP3A Kabupaten Cirebon, Hj Enny Suhaeni SKM MKes mengatakan, di Kabupaten Cirebon ada 78 perempuan kepala keluarga yang usianya di bawah 15 tahun. Sedangkan untuk kelompok umur paling banyak adalah di atas 65 tahun.

Jumlah tersebut terkonsentrasi di Kecamatan Babakan dengan 1.248 perempuan kepala keluarga. Kemudian Palimanan dengan 1.094 perempuan kepala keluarga.

Mereka ini, tutur Enny, kalangan rentan karena secara usia sudah tidak produktif. Namun, di satu sisi mereka terpaksa harus menjadi kepala keluarga dan tidak jarang juga yang masih menjadi tulang punggung keluarga.

"Jika ditotal kelompok usia tersebut ada 30.874 Se-Kabupaten Cirebon. Dengan data ini, harapan kita adalah kebijakan yang dilaksanakan pemerintah bisa membantu para kepala rumah tangga perempuan dalam menjaga ketahanan keluarga," katanya.

Ia menjelaskan, jumlah kepala keluarga perempuan itu paling banyak berasal dari wilayah Kecamatan Gegesik dengan 4.418 perempuan. Enny menyebut, hal tersebut sinkron dengan data perceraian di tahun 2021 lalu. Karena kasus perceraian terbanyak berasal dari Kecamatan Gegesik.

Setelah Gegesik, lanjut dia, wilayah lainnya yang menempati urutan kedua adalah Kecamatan Babakan dengan 4.153 perempuan. Kemudian disusul Kecamatan Gunung Jati dengan 3.822 perempuan, Kecamatan Palimanan dengan jumlah 3.745, Kecamatan Sumber 3.682, Kecamatan Plumbun 3.669 dan Kecamatan Mundu dengan 3,259 perempuan kepala keluarga.

 

Dari sumber data yang sama, sambung Enny, para kepala rumah tangga perempuan tersebut didominasi dari berbagai kelompok umur termasuk yang usianya kurang dari 15 tahun. Dari kelompok usia tersebut paling banyak ditemukan di Kecamatan Losari. Di wilayah tersebut, ada 6 perempuan di bawah 15 tahun yang menjadi kepala keluarga.

Ia mengatakan, kondisi tersebut memang tidak umum karena biasanya kepala keluarga adalah seorang laki-laki. Menurut Enny, ada beberapa hal yang membuat perempuan menjadi kepala keluarga. Di antaranya menjadi janda karena bercerai atau ditinggal mati.

"Atau ada sebab lainnya, sehingga membuat yang bersangkutan menjadi kepala keluarga sekaligus tulang punggung bagi keluarga," ujarnya.

Menjadi kepala keluarga sekaligus tulang punggung keluarga, kata dia, bagi perempuan tentu bukan hal yang mudah. Terlebih, jika yang bersangkutan tidak punya usaha sebagai sumber penopang perekonomian keluarga. Salah-salah, kondisi tersebut bisa menimbulkan persoalan sosial lain yang bisa jadi merembet ke persoalan lain.

Idealnya, tentu kepala keluarga harus mempunyai sumber penopang ekonomi karena hal ini tentu sangat penting. "Kita akan mencoba memastikan mereka para perempuan yang menjadi kepala keluarga bisa optimal dan memaksimalkan potensinya, sehingga tidak kalah dengan kepala keluarga laki-laki," pungkasnya. (zen)

 

Sumber: